News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tim Gabungan Sempat Tertahan 3 Jam Saat Selamatkan Jupri

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Laporan Wartawan Bangka Pos, Zulkodri

TRIBUNNEWS.COM, BANGKA - Meski sempat melakukan evakuasi terhadap Jupri (37) dan anaknya Dirgahayu (13) warga Desa Kurau Barat, yang terapung di laut pada Jumat (2/8/2013), tim penyelamat gabungan sempat terhambat tiga jam saat menuju lokasi, akibat badai di laut.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Bangka Pos (Tribunnews.com Network) penyelamatan terhadap kedua nelayan ini dilakukan setelah Usman yang menerima kabar telepon dari Jupri yang tengah berada di bagan yang menyatakan tengah ada badai di laut, melaporkannya kepada pihak Tagana di Kurau, Bangka Tengah, Yasir.

Adanya informasi tersebut, Yasir mencoba menghubungi nomor ponsel Jupri, lebih kurang sekitar 15 menit setelah Jupri menelepon Usman. Namun nomor ponsel Jupri sudah tidak aktif lagi, diduga saat itu ponsel Jupri sudah terendam ke dalam air laut.

Yasir kemudian menghubungi Basarnas, Sat Pol Air Polres Bateng dan Badan Penanggulangan Bencana Provinsi Babel. Tim Penyelamat Gabungan kemudian mengatur strategi penyelamatan. Diputuskan pada saat itu jumlah Tim Penyelamat Gabungan sebanyak 8 orang yang akan diberangkatkan dengan menggunakan 2 unit speedboat bergerak menuju titik robohnya bagan Jupri.

Namun, dalam perjalanannya, upaya Tim Penyelamat Gabungan ini sempat terkendala cuaca buruk dan ombak besar,  sehingga sempat tertahan sekitar 3 jam di Pulau Ketawai. Setelah angin teduh dan cuaca mulai bersahabat, tim kembali melanjutkan pencarian.

Akhirnya penyelamatan berhasil, dan menemukan Jupri dan anaknya yang hanya beberapa meter di titik robohnya bagan, tepatnya sekitar perairan Bangka Tengah di Pulau Bebuar yang jaraknya sekitar 12 mil dari bibir pantai. Keduanya ditemukan Tim Penyelamat Gabungan dalam kondisi yang sudah lemah akibat hantaman ombak dalam keadaan masih terikat di bambu sisa bagan yang roboh tersebut.

"Kita sempat tertahan, dan berteduh di Ketawai karena angin kencang dan ombak tinggi. Ditambah hujan. Kita menemukan keduanya dalam keadaan lemah, terikat di bambu sisa-sisa bagan, karena jika tidak, maka bisa saja terbawa arus yang saat itu memang sangat kencang arusnya," ungkap Yasir anggota tim tagana Kurau, kepada Bangka Pos, Jumat (2/8/2013).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini