Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM NUNUKAN,- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Nunukan memiliki target rasional 5 kursi dan target optimal 6 kursi di DPRD Kabupaten Nunukan, pada Pemilihan Umum Legislatif 2014 mendatang.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah PKS Kabupaten Nunukan Muhammad Nasir merincikan,
target rasional 5 kursi asumsinya, 2 kursi di Daerah Pemilihan I (Kecamatan
Nunukan dan Kecamatan Nunukan Selatan), 1 kursi di Daerah Pemilihan II
(Kecamatan Sebatik, Kecamatan Sebatik Barat, Kecamatan Sebatik Timur, Kecamatan
Sebatik Tengah dan Kecamatan Sebatik Utara) dan 2 kursi di Daerah Pemilihan III
(Kecamatan Siemanggaris, Kecamatan Sebuku, Kecamatan Tulin Onsoi, Kecamatan
Lumbis, Kecamatan Lumbis Ogong, Kecamatan Sembakung, Kecamatan Sembakung
Atulai, Kecamatan Krayan dan Kecamatan Krayan Selatan).
Sementara untuk target optimal 6 kursi asumsinya, 3 kursi dari Dapil
I, 1 kursi dari Dapil II dan 2 kursi dari Dapil III.
Target-targat ini telah dibahas bersama saat rapat internal sekaligus
silaturahmi dan konsolidasi partai bersamaan dengan kedatangan anggota DPR RI
dari PKS Aus Hidayat Nur, beberapa hari lalu.
“Seperti disampaikan Presiden PKS, kita ini partai dakwah. Bulan Ramadan
ini milik PKS, kita maksimalkan kegiatan dakwah kita. Selain beribadah kepada
Allah harus berimbas pada target kemenangan ditahun 2014,” ujarnya.
Pada pertemuan itu, kepada kader partai dipaparkan peta politik
Kabupaten Nunukan yang didasarkan pada survei yang dilaksanakan PKS sebelumnya.
“Kita melihat peta politik dan mengambil langkah-langkah selanjutnya,”
ujarnya.
Anggota Komisi III DPRD Nunukan ini mengatakan, PKS memiliki kader-kader
potensial. Sehingga untuk pencapaian target-target dimaksud, kader akan
dimaksimalkan dengan mewajibkan setiap kader merekrut 20 orang hingga 2014 mendatang.
Selain itu dicanangkan untuk membangun struktur partai hingga ditingkat tempat
pemungutan suara (TPS) di seluruh daerah pemilihan.
Para calon anggota legislatif harus maksimal bekerja dengan turun ke
bawah untuk bermasyarakat.
“Kita menyadari PKS tidak punya kekuatan uang, tetapi kita punya
kekuatan silaturahmi. Kekuatan bermasyarakat ini yang kita dorong ke caleg dan
memberikan pemahaman politik kepada masyarakat, sesungguhnya seseorang itu atau
masyarakat tidak sepantasnya mendukung karena pemberian sesaat. Tetapi bagaimana
dia mampu melihat apakah caleg ini bisa menjadi tumpuan pencapaian aspirasi
hingga lima tahun kedepan?” ujarnya.
Selama ini, kata Nasir, PKS terus bekerja melalui program-programnya
yang sudah berjalan. Hanya saja, skup program itu harus diperluas lagi. PKS
lebih banyak melaksanakan program-program sosial diantaranya dengan
memaksimalkan rumah pelayanan kesehatan PKS dan kegiatan-kegiatan pembinaan
keagamaan.
“Kemudian kita memaksimalkan caleg yang berbasis ketokohan dan
kesukuan. Tidak bisa dipungkiri PKS ini calegnya berasal dari perwakilan suku
yang ada,” ujarnya.
Kendala-kendala yang dihadapi selama ini harus bisa diatasi untuk
merealisasikan target pemenangan di daerah ini. Untuk memenuhi kebutuhan dana
misalnya, kader maupun pengurus partai dan calon anggota legislatif urunan
menggalang dana Pemilu 2014.
Keterpurukan partai karena opini yang dibangun media secara nasional, terkait
dengan kasus korupsi ditingkat pusat, harus dilawan dengan lebih banyak berbuat
di daerah.
“Ditingkat nasional kita anggap serangan udara. Karena itu bagaimana kita
memperkuat serangan darat dengan silaturhami. Memperkuat kader untuk
kepentingan masyarakat. Kalau itu diperkuat, serangan udara bisa teratasi,”
ujarnya.
Nasir menganalogikan, dalam perang penaklukan sesungguhnya ada di
darat bukan diudara. “Kita yakin dengan kekuatan silaturahmi PKS, dengan
pelayanan yang ikhlas kepada masyarakat, mudah-mudahan pemilih jatuh hati
kepada PKS,” ujarnya.
Nasir juga menghimbau agar kader, seluruh pengurus partai dan calon
anggota legislatif untuk tidak henti-hentinya bekerja.
“Dengan bekerja keras, pasti Allah memberikan hasil yang maksimal
kepada kita,” ujarnya.
Kepada masyarakat dihimbau untuk mengambil pelajaran dari pemilihan
umum sebelumnya. “Masyarakat banyak kecewa karena setelah terpilih jarang ke
masyarakat, kebawah dan sebagainya. Tahun 2014 ketika memilih caleg bukan hanya
pemberian sesaat, tetapi seseorang ini mampu kita jadikan alat untuk
memperjuangkan aspirasi kita,” ujarnya.