TRIBUNNEWS.COM JAKARTA - Ditjen Perhubungan Udara telah menetapkan , Jumat, (9/8/ 2013 pukul 17.40 WITA runway Bandar Udara Jalaludin yang semula beroperasi sepanjang 1.700 meter kini telah bertambah menjadi 2.250 meter, sesuai dengan Notice to Airmen (NOTAMR) No.C0466/13 yang berlaku sampai dengan tanggal (18/8/ 2013 )pukul 07.59 WITA.
Setelah penetapan NOTAM tersebut, maka runway saat ini telah dapat dioperasikan untuk kegiatan take off dan landing pesawat jenis Boeing.
Maskapai Garuda Indonesia, memulai operasinya dengan GA 642D yang berangkat dari Makassar pukul 18.50 WITA dan tiba di Gorontalo pada pukul 20.20 WITA serta GA 672 yang berangkat dari Makassar pukul 19.40 WITA dan tiba di Gorontalo pukul 21.10 WITA untuk menerbangkan para penumpang yang sempat tertunda keberangkatannya akibat ditutupnya bandara karena pesawat Lion Air pesawat Lion Air jenis Boeing 737-800 yang mengalami over run sekitar 10 meter diujung runway.
Walaupun telah dapat beroperasi dengan normal tetapi masih tersisa adanya pelaksanaan perbaikan landasan bandara sepanjang 250 meter dari awal ujung runway 09 akibat dari proses evakuasi pesawat Lion yang berakibat rusaknya landasan Jalaludin. Berdasarkan keterangan yang didapat dari Posko Angkutan Lebaran Ditjen Perhubungan Udara bahwa saat ini pesawat Lion sudah dievakuasi dan telah berada di apron bandara Jalaludin.
Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo terletak dibagiam utara pulau Sulawesi yaitu Desa Tolotio, Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo dahulu masuk wilayah provinsi Sulawesi Utara.
Bandar udara ini berjarak 18km dari ibukota kabupaten Limboto dengan koordinat 00 38' 17" LU dan 122 51' 07" BT, dengan ketinggian di atas permukaan laut 18 meter adalah merupakan pintu gerbang utama transportasi udara yang melayani daerah provinsi Gorontalo dengan ibukota negara dan kota ptovinsi lainnya .