Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Syarif Abdussalam
TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Hampir sepekan setelah Idulfitri, para wisatawan masih memadati hotel dan kawasan wisata air panas di Cipanas, Kabupaten Garut. Namun, sejumlah wisatawan menunda kedatangannya ke Cipanas akibat kemacetan di Garut.
Front Office Hotel Cipanas Indah, Tisna, mengatakan selepas Idulfitri, sebanyak 80 persen kamar-kamar hotel, villa, dan bungalow, telah dipesan wisatawan. Pengunjung wisata air panas pun meningkat lebih dari dua kali lipat dari hari biasa.
"Seharusnya bisa terisi 100 persen karena seluruh kamar telah dipesan sebelum Lebaran. Cuma, gara-gara kemacetan di jalur mudik, 20 persen di antaranya men-cancel booking-annya," kata Tisna saat ditemui di Hotel Cipanas Indah, Selasa (13/8/2013).
Menurut Tisna, hotel milik Pemerintah Kabupaten Garut ini pun menaikkan tarif sewa kamarnya sebesar 100 persen. Hal ini biasa dilakukan hotelnya setiap libur istimewa seperti Idulfitri dan Tahun Baru.
Hal serupa dialami Hotel Tirtagangga. Resepsionis hotel tersebut, Yuli, mengatakan 95 kamar hotel telah terpesan sejak sebulan lalu. Bahkan, kamar hotel khusus keluarga telah terpesan dan terisi sampai 100 persen.
"Walaupun harganya jauh lebih mahal dari hari biasa, wisatawan tetap memesan kamar. Pemandian air panasnya juga sama penuh. Mereka paling mengeluh masalah kemacetan di perjalannya," kata Yuli.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Garut, Asep Irfan, mengatakan kawasan Cipanas masih dipenuhi wisatawan karena jadwal masuk sekolah pascalibur Lebaran masih beberapa hari lagi.
"Ini disebabkan juga oleh banyaknya warga yang mudik setelah Lebaran. Mereka masih memadati Cipanas sampai sekarang. Kalau dirata-ratakan, okupansi hotel di Cipanas mencapai 70 persen," katanya.
Asep mengatakan hotel-hotel di Cipanas sudah biasa menaikkan harga sewa kamar-kamarnya pada libur Lebaran atau Tahun Baru. Kenaikan tarifnya bisa mencapai 50 sampai 100 persen.
"Tidak hanya di Garut, di seluruh Indonesia juga begitu. Sudah biasa dan wisatawan tetap tidak komplain. Hal ini disebabkan permintaan kamar hotel yang sangat melonjak," tuturnya.
Asep mengatakan hambatan utama wisata Cipanas adalah kemacetan di jalan utama di Garut. Akibatnya, cukup banyak warga yang tadinya akan berlibur ke Cipanas menundanya.
"Tidak hanya wisatawan saja yang terganggu. Tapi juga warga Garut. Daerah ini memang jadi perlintasan dari Tasikmalaya ke Bandung," katanya.