TRIBUNNEWS.COM, CISARUA - Sudarman, warga Desa Tugu Utara, Cisarua, Bogor, benar-benar tidak menyangka di dekat rumahnya akan terjadi kecelakaan maut yang menewaskan 19 orang.
Saat kejadian, pria berusia 57 tahun mengaku sedang berada di rumahnya, tak jauh dari lokasi jatuhnya bus.
"Waktu itu saya lagi santai-santai, tiba-tiba terdengar suara teriakan dan bunyi benturan keras sekali," tuturnya saat ditemui di lokasi kejadian, Rabu (22/8/2013).
Sudarman lantas keluar dari rumahnya dan mendapati sudah ada bus besar terjatuh ke dalam sungai, dalam keadaan terbalik. Tak jauh dari bus, terlihat pula sebuah mobil pikap yang bentuknya sudah tidak karu-karuan.
Saat itu, warga belum ada yang berani menolong dan mengevakuasi korban. Akhirnya, Sudarman bersama warga bernama Ujang, berinisiatif turun ke kali dan menolong korban.
"Waktu itu enggak ada darah, mungkin karena di dekat kali. Badan penumpang banyak dan semua bertumpuk-tumpuk, serem banget lah," tuturnya dengan aksen sunda yang kental.
Tak lama, warga yang lain turut membantu proses evakuasi korban, dibantu petugas. Sudarman mengaku turut mengevakuasi sopir bus.
"Jadi sopirnya enggak loncat, saya yang tolong keluar dari mobil. Dia yang ngaku sopir, namanya Amin, tapi dia kemudian pingsan," tuturnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua RW 01 Desa Tugu Utara menjelaskan, di lokasi kejadian sebenarnya tikungan tidak terlalu tajam. Hanya, jalannya memang menurun, sehingga bagi yang tidak mengenal jalan ada kemungkinan kehilangan kendali jika tidak berhati-hati.
"Mungkin saja karena jalanannya agak menurun. Di sini juga bukan daerah rawan (kecelakaan) kok," cetusnya. (*)