TRIBUNNEWS.COM, SUMENEP - Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim) yang dihelat Kamis (29/8/2013) hari ini, dinilai awut-awutan.
Tidak tanggung-tanggung, penilaian tersebut ditegaskan sendiri oleh calon wakil gubernur nomor urut 3, Said Abdullah. Pasalnya, sampai hari pemungutan suara, masih banyak ditemukan warga yang tidak menerima undangan.
Menurut Said, KPU Jatim masih banyak membebankan tugas yang harus dikerjakan kepada masyarakat. Said mencontohkan, banyaknya warga yang bingung saat hendak mencoblos di tempat pemungutan suara (TPS), khususnya yang tidak surat undangan.
"Warga masih disuruh membawa KTP dan kartu keluarga (KK) ke tempat pemungutan suara. Cara itu tidak mudah dilakukan jika dalam satu keluarga ada 11 orang, maka keluarga itu akan direpotkan untuk membawa KK ke TPS," ungkap Said.
Melihat kondisi itu, kata Said, profesionalisme dan integritas KPU dalam menyelenggarakan Pilgub Jawa Timur dipertanyakan. Kinerja KPU Jawa Timur menuai kekecewaan, tidak hanya dari dirinya sendiri, tetapi dari calon-calon lainnya.
Selain itu, lanjut Said, KPU Jatim terlalu memberi beban kepada KPU di daerah. Seperti yang terjadi di Sumenep terutama pendistribusian logistik pilgub ke kepulauan yang amburadul.
"Seharusnya logistik itu tidak dikirim ke KPU Sumenep, tetapi langsung menuju kepulauan, sehingga KPU Sumenep tidak kebingungan," tandasnya.