TRIBUNNEWS.COM, BENGKAYANG — Terbatasnya pasokan listrik di Kalimantan Barat membuat warga yang tinggal di perbatasan pernah tak merasakan listrik selama kurang lebih 70 tahun. Kondisi tersebut memaksa PT PLN beberapa tahun yang lalu membeli listrik dari Sarawak, Malaysia, untuk memenuhi pasokan listrik.
"Masyarakat sempat menyampaikan kepada saya bahwa mereka baru merasa merdeka. Katanya, tujuh puluh tahun belum pernah nikmati listrik. Saat inilah, dengan beli dari Malaysia, dia bisa menikmati listrik," kata Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Christiandy Sanjaya.
Christiandy menyampaikan hal tersebut ketika memberi sambutan dalam acara peletakan batu pertama proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Parit Baru di Dusun Tanjung Gondol, Kecamatan Sungai Raya Kepulauan, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, Kamis (5/9/2013).
Sejak dijalankannya program 10.000 megawatt oleh pemerintah untuk memenuhi pasokan kebutuhan listrik di Indonesia, percepatan pembangunan pembangkit listrik diharapkan bisa memenuhi pasokan listrik di daerah. Kalimantan Barat menjadi salah satu provinsi yang menjadi sasaran program percepatan tersebut.
Salah satu pembangkit yang sedang dibangun adalah PLTU berkapasitas 2 x 50 megawatt di Dusun Tanjung Gondol, Kecamatan Sungai Raya Kepulauan, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.
Christiandy menjelaskan bahwa kebutuhan listrik begitu mendesak mengingat kondisi bangsa Indonesia yang terus bertumbuh seperti sekarang ini.
"Untuk mengantisipasi kebutuhan ini, kita perlu percepatan untuk memenuhi kebutuhannya. Listrik tidak hanya dibutuhkan oleh masyarakat, tapi itu punya multiply effect, termasuk buat industri. Kalau industri jalan, masuk kesejahteraan, membuka tenaga kerja, berarti mengurangi pengangguran," papar Christiandy.
Dia juga menyebutkan bahwa sebenarnya banyak investor yang berencana masuk ke Kalimantan Barat, tetapi terkendala karena keterbatasan energi listik.
"Makanya, tadi saya katakan, kita semua harus mendukung kalau ada pembangunan pembangkit seperti ini. Itu akan memberikan ketersediaan listrik yang memadai di Kalimantan Barat," ujar Christiandy.
Christiandy berharap dukungan semua pihak terkait masalah pembebasan lahan, termasuk jika nanti ada rencana baru untuk membangun lagi di lokasi yang lain.
Sementara itu, Bupati Bengkayang, Suryadman Gidot, berharap dukungan terhadap terobosan dengan dibangunnya pembangkit listrik yang menggandeng perusahaan China Gezhouba Group Company Limited (CGGC) tersebut. Rencananya proyek tersebut akan selesai dalam 30 bulan ke depan.
"Ini kan kebutuhan. Jadi, saya rasa semua harus dukung, bukan hanya kebutuhan satu atau dua orang, tapi kebutuhan banyak orang, untuk menjawab kebutuhan listrik di daerah kita," kata Gidot.(Yohanes Kurnia Irawan)