Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Steven Greatness
Harap Bisa Sekolah Kembali
TRIBUNNEWS.COM , PONTIANAK - Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Christiandy Sanjaya mengunjungi langsung korban trafficking asal Kalbar yang berhasil diamankan oleh anggota Polres Bogor Kota pada operasi penggerebekan lokasi penampungan gadis belia di Kawasan Tamansari Senin (2/9/2013) lalu.
Tiga dari 24 gadis belia yang menjadi korban human trafficking adalah warga Kalbar, inisial CL asal Jungkat, M asal Sambas dan A asal Singkawang. Saat ini, ketiganya ditampung di Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya, Jl. Tat Twam Asi Nomor 47, Komplek Kementerian Dalam Negeri, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Menurut Wagub Christiandy, ketiga korban trafficking sudah mulai membaik dan terus dilakukan rehabilitasi oleh pihak panti secara intensif sebelum dikembalikan ke pihak keluarga.
"Salah satu dari ketiga korban telah melakukan tes kesehatan, sedangkan yang dua orang lagi masih belum makanya belum dilakukan pemeriksaan kesehatan," kata Christiandy menirukan pembimbing ketiga korban di panti sosial karya wanita.
Tahapan tes kesehatan yang harus dilakukan akan tetap dilanjutkan hingga ketiga korban siap dikembalikan ke pihak keluarganya. Ketiganya sempat berkomunikasi dengan Wagub Kalbar, Christiandy dan menyampaikan harapannya ingin kembali kepada keluarganya, agar dapat melanjutkan pendidikan.
Selain itu, mengharapkan diberikan pelatihan ketrampilan khusus untuk persiapan kehidupan masa depan.
Sementara itu, terdapat juga dua korban deportasi dari Malaysia yang berada di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu Apus, Jakarta Timur. Kedua korban deportasi tersebut masing-masing berinisial SP asal Singkawang dan JF asal Sambas.
SP yang merupakan warga Singkawang sudah 7 tahun berada di Malaysia dan sudah memiliki istri dan anak di Malaysia. Ia bekerja sebagai tukang potong kayu (nyenso) di Malaysia ini berharap dapat segera berkumpul dengan keluarganya karena anaknya masih kecil.
Sedangkan JF merupakan korban penipuan "Saya ke Malaysia bersama seorang gadis dengan pasport pelancong, ketika datang ke sana saya dijual," tutur JF kepada Wagub Christiandy.
JF menceritakan, gadis yang membawanya ke Malaysia hilang jejak ketika berada di Malaysia. Sebelum meninggalkan korban, gadis tersebut menyuruh korban bekerja dan digaji sebesar RM 15. Menurut sang majikan, gajinya sudah diberikan kepada gadis tersebut sebelumnya.
Namun korban berhasil kabur dan mencari kerja lain sebagai mekanik di salah satu bengkel mobil di Malaysia, akhirnya ditangkap dan dideportasi kembali ke Indonesia karena pasportnya hilang.
"Dari berbagai kasus yang timbul, selain faktor geografis yang menonjol adalah faktor keluarga, kemiskinan, pendidikan dan juga ekonomi. Artinya anak terutama perempuan menjadi komoditi dagang yang memberikan keuntungan besar bagi pelaku," ujar Christiandy.
Ditanya wartawan bahwa Kalbar sebagai daerah transit bagi daerah lain, kenapa pemerintah Kalbar terkesan lemah dalam pengawasan terhadap TKI luar daerah. Christiandy menegaskan, pemda Kalbar tidak lemah, kasus-kasus yang ada hampir semua adalah jalur ilegal, sedangkan pemerintah bekerja menurut peraturan.