News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kembar Parasit

RSHS Siap Tanggung Kekurangan Biaya Bayi Kembar Parasit

Editor: Budi Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bayi Kembar Parasit bernama Ginan Septian Nugraha yang saat ini tengah dirawat di ruang Neonatal Intensife Care Unit (NICU) RSHS Bandung

   
TRIBUNNEWS.COM BANDUNG, - Dua hari berlalu sejak Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung melakukan operasi pemisahan bayi kembar parasit, Ginan Septian Nugraha asal Kampung Cikadu, Desa Ciroyom Hilir, Kecamatan Cipendeuy, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (25/9/2013) lalu. Namun, belum ada kejelasan tentang nilai biaya yang telah dikeluarkan pada operasi yang berlangsung dalam kurun waktu 3 jam itu.

"Belum saya tanyakan dan tidak bisa dikira-kira jumlahnya," kata Direktur Utama Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Bayu Wahyudi saat ditemui di ruangannya, Jumat (27/9/2013).

Lebih lanjut Bayu menambahkan, saat ini Ginan masih dijamin oleh jaminan persalinan yang kuotanya akan habis setelah Ginan berusia 28 hari. Setelah itu, Ginan akan akan dijamin dalam jaminan bernama Jamkesda yang sedang diusahakan oleh pihak keluarga.

Kendati demikian, plafon yang disediakan dalam jaminan tersebut pasti terbatas dan dipastikan tidak akan menutupi seluruh biaya operasi serta perawatan Ginan hingga pulih. Terlebih, bayi pasangan Aep Supriatna dan Yani Mulyani itu kemungkinan besar akan menjalani operasi rekonstruksi rahang bawah yang tidak bisa menutup setelah bayi parasit berhasil dipisahkan.

"Kalau bisa pakai Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang plafonnya lebih besar karena di-cover semua oleh pusat. Tapi tetap harus rujukan dari Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB)," ujar dia.

Kalau memang Pemkab KBB tidak sanggup membayar seluruhnya melalui Jamkesda, kata Bayu, keluarga Ginan tidak perlu khawatir. Pihak RSHS Bandung akan membayar kekurangan yang sudah ditanggung oleh Jamkesda seperti biaya operasi dan perawatan Ginan hingga pulih, melalui dana Corporat Social Responsibility (CSR) tahunan RSHS, khusus untuk orang-orang dan keluarga tidak mampu.

"Kalau pemerintah daerah KBB tidak mau membantu (membayar keseluruhan) terpaksa kita alokasi dana CSR. Kita mensubsidi pasien Jamkesda dan Askes," bebernya.

Bayu menambahkan, Dana CSR tahunan yang telah dikeluarkan oleh RSHS akan dihitung setiap akhir tahun. "Tahun kemarin saja sampai Rp 40 miliar," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini