TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara Asren Nasution, jarang pulang ke Medan, sejak gabung tim penanggulangan bencana pasca-erupsi Gunung Sinabung.
Sesuai instruksi Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho, Asren harus siaga penuh di Berastagi dan Kabanjahe, Kabupaten Karo, serta aktif dalam proses tanggap darurat di kota berhawa dingin itu.
Setelah hampir dua pekan di sana, Asren mengaku memiliki makanan favorit baru. Hampir setiap hari ia mencicipi jeruk Karo yang berdebu tersiram hujan vulkanik Sinabung. Namun ia tidak merasa risih, karena menurutnya justru rasa jeruknya tetap manis.
"Sudah hari ke-10 saya di sini, dan setiap hari makan jeruk yang terkadang diselimuti debu. Ternyata, isi jeruknya manis banget," katanya kepada Tribun, Jumat (26/9/2013).
Tak hanya itu, lama bergaul dengan para stakeholder di Kabupaten Karo hingga para pengungsi di sana, membuatnya mulai sedikit fasih Bahasa Karo. Meskipun baru ucapan-ucapan yang umum dan spontan saja, ia bersyukur karena membuatnya jadi lebih berbaur dengan masyarakat Karo.
"Bujur man banta kerina ras mejuah-juah," ujarnya dengan dialek yang cukup pas.
Pengalaman unik lainnya selama menangani bencana Sinabung, adalah peran lembaga adat dan lembaga keagamaan yang sangat efektif dalam pengurangan risiko bencana.
Hal itu, katanya, akan menjadi catatan penting dalam referensi mitigasi bencana ke depan.
"Jambur, gereja, dan masjid mampu memberikan hal positif. Inilah perpaduan antara adat dan agama yang ikut berkontribusi dalam tanggap darurat bencana," tuturnya. (*)