Laporan Wartawan Bangka Pos, Teddy Malaka
TRIBUNNEWS.COM, BANGKA - Sejak pengetatan ekspor, bisnis pertimahan di Bangka Belitung berjalan lambat. Penambang melalui kolektor kini mulai kesulitan menjual hasil timahnya.
"Sekarang, smelter stop. Dampaknya ke penambang dan kolektor," kata Hendra, seorang kolektor timah asal Bangka kepada Bangka Pos (Tribunnews.com Network), Jumat (11/10/2013) kemarin.
Kondisi ditambah tidak kondusifnya iklim pertambangan timah. "Razia penambangan juga sangat berpengaruh," kata Hendra.
Kolektor pun sekarang ini tidak membeli timah dari penambang rakyat. "Harga tinggi, tetapi smelter tak mau beli," katanya.
Saat ini harga timah hasil lobi berkisar Rp 160 ribu per Sn. Harga itu sudah bertahan sejak beberapa pekan ini.