News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ratu Atut dan Kroni

Ratu Atut Jadi Gubernur Banten, Jalan Raya Banyak Amburadul

Editor: Widiyabuana Slay
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah elemen mahasiswa Banten menggelar aksi dengan memakai topeng dan membawa tikus di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (11/10/2013). Mereka mendesak KPK menahan dan memproses berbagai kejahatan tindak pidana korupsi yang dilakukan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah bersama keluarganya. (Warta Kota/Henry Lopulalan)

Laporan Wartawan Warta Kota, Theo Yonathan Simon Laturiuw

TRIBUNNEWS.COM - Sepanjang kepemimpinan Gubernur Banten, Ratu Atut, jalan menuju kawasan Banten Selatan dari Rangkasbitung, amburadul. Aspal jalan juga cepat terkelupas.

Pantauan Wartakotalive.com, Jalur sepanjang kurang lebih 100 kilometer dari Kecamatan Rangkasbitung menuju Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak, Banten, banyak yang berlubang.

Selain itu, jalan juga kecil. Padahal masih ada sisa di kiri kanannya yang masih bisa diaspal. Paling panjang, kondisi Jalan rusak adalah sebelum masuk Kecamatan Malingping. Sekitar dua jam perjalanan dari Rangkasbitung.

Di sana aspal sudah terkelupas, hanya tersisa batu-batu tajam di sekujur jalan. Akibatnya kendaraan berjalan lambat karena memilih-milih jalur. Tapi adapula pengemudi yang tak ambil pusing, yakni tetap memacu kendaraan kendati lubang di kanan dan kiri.

Kondisi jalan seperti itu sebenarnya hampir jadi pemandangan di sepanjang Jalan menuju kawasan Banten Selatan. Tapi ada beberapa yang beraspal mulus, tapi tetap diselingi dengan kondisi aspal yang amburadul. Ketika hujan turun, jalanan juga menjadi becek. Beberapa mobil yang melintas jadi tak bisa mengetahui kedalaman lubang. Akibatnya sejumlah mobil ada yang terbanting begitu bannya mask ke lubang besar.

Sedangkan begitu panas, debu jadi mengepul. Sebab di jalanan yang amburadul itu banyak kerikil kecil dan debu. Selain itu, kecilnya jalan agak membuat sulit saat di berbelok. Beberapa kali tampak ketika mobil berpapasan dikelokan, salah satu dari mobil yang berpapasan harus terjeblos keluar aspal.

Bukan cuma itu, plang penunjuk arah disitu juga tidak ada. Beberapa plang yang ada hanya plang penunjuk jalan kecil yang tulisannya telah terkelupas. Pengemudi yang belum pernah lewat situ akhirnya harus berulang kali turun setiap bertemu persimpangan.

Irman (28), seorang pemudik. Dia hendak pulang ke rumahnya di Cihara. Irman sudah tiga tahun ini bekerja di Tangerang.

Menurut Irman, setiap dia pulang kampung, setahun dua kali. Jalan itu memang selalu rusak. Kalaupun sudah diperbaiki, beberapa bulan kemudian rusak lagi saat ia pulang.

Irman mengatakan, sebenarnya pada lebaran lalu jalan tak serusak saat ini. Sebab setahu Irman pada 2012 lalu baru ada perbaikan. Makanya dia heran jalan sudah rusak parah lagi.

"Kalau ini parah sekali. Kemarin tidak begini kok," kata Irman kepada Warta Kota, ditemui saat berisitirahat," Minggu (13/10/2013) siang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini