TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Kalangan masyarakat antusias ingin menonton kirab pengantin putri bungsu Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, Rabu (23/10/2013) jam 8 pagi.
"Saya mau menonton kirab pengantin Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu dan Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Notonegoro. Ini peristiwa yang jarang saya temui," kata Budi Santoso (30) pria asal Jakarta, yang sengaja datang ke Yogya untuk menonton kirab tersebut.
Menurut dia, kirab pengantin putri keempat Sultan Hamengku Buwono X memuat unsur budaya yang enak dan indah untuk ditonton sehingga kesempatan ini tidak akan disia-siakan. "Saya dan anak istri akan menonton kirab pengantin keraton ," katanya.
Devi (24) asal Yogya mengaku antusias ingin menonton kirab pengantin putri Keraton Yogyakarta karena kabarnya akan ada atraksi-atraksi budaya menarik yang bakal disuguhkan.
"Ini kesempatan yang menarik yang tidak boleh saya buang percuma," katanya. Devi mengaku pada saat pernikahan putri Sultan GKR Bendara dan KPH Yudanegara pada 2011 lalu, ia tidak sempat menyaksikan karena sedang bekerja.
"Kalau besok saya mau menyempatkan, karena kebetulan libur shift," ujar wanita yang bekerja di salah satu klinik kecantikan di Yogya ini.
Kirab pengantin juga menyedot antusias warga di sekitar DIY, seperti Kabupaten Gunung Kidul, Bantul, Kulon Progo, dan Sleman. "Besok (hari ini) saya pasti nonton kirab, harus berangkat pagi-pagi supaya bisa mendapat tempat," ujar Handoko warga Wonosari Gunung Kidul.
Jalan di kawasan Maliboro Yogyakarta pada Rabu (22/10) akan ditutup sejak jam 8 hingga 10 pagi, karena kawasan itu akan dipakai untuk kirab. Kirab dilakukan dengan iring-iringan kereta kuda yang disertai dengan arak-arakan prajurit.
Sejatinya, Kirab dilakukan dengan rute memutari Kraton. Namun, untuk pernikahan GKR Hayu & KPH Notonegoro esok, Kirab hanya akan dilakukan dengan rute dari Kraton menuju Gedung Kepatihan. (tea)