TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Perjalanan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher), dan rombongan besarnya ke Istanbul, Turki, Rabu (23/10/2013) lalu, kembali menuai kecaman.
Kalau sebelumnya, kecaman datang Ketua Lembaga Pemerhati Hukum dan Kebijakan Publik, Erlan Jaya Putra SH MH, Jumat (25/10/2013), kritik pedas dilontarkan pengamat pemerintahan dari Universitas Padjadjaran (Unpad), Dr Muradi.
Muradi menyarankan Aher untuk meniru cara yang dilakukan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam memaparkan potensi daerahnya ke dunia luar.
Ahok cukup mengenalkan potensi daerahnya dengan mengunggahnya ke Youtube. Ahok tidak perlu berkunjung ke luar negeri membawa rombongan besar dan menghabiskan banyak uang rakyat.
"Saya setuju dengan cara AhokĀ yang memaparkan potensi investasi di Jakarta melalui Youtube. Dari paparan di Youtube ituĀ Ahok bahkan berhasil menarik investor dari Cina, Korea tanpa harus datang langsung ke sana beramai-ramai," kata Muradi di Bandung.
Rabu lalu, Aher beserta rombongan besarnya terbang ke Istanbul, Turki, pukul 19.05 dengan menggunakan Turkish Airlines dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Rencananya, rombongan akan berada di Turki selama sepekan hingga 30 Oktober 2013 untuk menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah Istanbul.
Muradi mengatakan, jika memang perlu berangkat ke luar negeri, sebaiknya Gubernur cukup ditemani oleh dua orang staf saja. Para kepala dinas atau anggota dewan, kata Muradi, tak perlu ikut-ikutan ke luar negeri.
"Kunjungan ke luar negeri beramai-ramai ini sudah menjadi fenomena. Dan, hampir 100 persen kunjungan ke luar negeri dengan dalih penjajakan kerjasama atau studi banding, lebih banyak ke arah hiburan seperti pelesir," kata Muradi.
Menurut Muradi, untuk menghindari polemik di masyarakat Jabar, sebaiknya Aher memaparkan hasil kunjungan kerjanya ke Turki secara luas. Selain itu, gubernur juga harus membeberkan siapa dan berapa orang yang berangkat, urgensi keberangkatannya apa dan berapa dan darimana biayanya. (san)