Laporan Wartawan Pos Kupang, Fredy Hayong
TRIBUNNEWS.COM, ATAMBUA - Si jago merah menghanguskan sembilan unit rumah yang dihuni 11 kepala keluarga (KK) atau 46 jiwa di RT 11/RW 4, Kelurahan Birafu, Kecamatan Atambua Barat, Kamis (31/10/2013), sekitar pukul 02.30 Wita.
Dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa tetapi harta benda milik korban hangus terbakar. Belum diketahui penyebab kebakaran karena masih diselidiki penyidik Polres Belu. Saat ini para korban sudah mendapat bantuan darurat dari kelurahan setempat.
Informasi yang dihimpun Pos Kupang (Tribunnews.com Network) dari para korban kebakaran di lokasi kejadian, Kamis (31/10/2013) menyebutkan, kebakaran rumah yang rata-rata dari dinding bebak dan atap seng itu berlangsung sangat cepat. Pada malam harinya memang di kawasan itu gelap gulita karena terjadi pemadaman listrik PLN. Hampir sebagian besar warga menggunakan penerangan apa adanya.
Pada malam naas itu, kata warga, penghuni rumah tidak pernah menyangka terjadi kebakaran yang menghanguskan seluruh harta benda. Api diduga berasal dari arah belakang, namun tidak diketahui sumbernya, karena penghuni ketika melihat api terus menjalar berusaha menyelamatkan diri begitu saja.
"Api menjalar begitu cepat dari arah belakang. Kami di bagian muka tidak tahu penyebabnya. Semua panik menyelamatkan diri tanpa membawa harta benda satupun. Semua hanya bisa pasrah melihat kobaran api menyambar semua rumah," tutur Bobi Hiku Leku, salah satu korban yang rumahnya ludes terbakar.
Tentang kerugian yang dialami para korban, Bobi menuturkan, belum bisa diketahui karena selain harta benda, ada juga uang tunai dari para korban yang nilainya di atas jutaan rupiah. Para korban, kata Bobi, hanya bisa pasrah sambil menunggu bantuan darurat untuk menyambung hidup mereka.
Pantauan Pos Kupang, puing-puing bekas kebakaran berserakan. Ada sebagian korban mengais-ngais barang rongsokan untuk mencari jika ada barang-barang mereka yang masih bisa digunakan. Warga sekitar ikut membantu para korban untuk menampung anak-anak dan balita.
Lurah Birafu, Marius Loe, ketika ditemui di lokasi kejadian mengatakan, pascakejadian itu dia langsung turun ke lokasi mendata para korban. Soal penyebab kebakaran menjadi tugas penyidik Polres Belu untuk menyelidikinya. Tugas kelurahan, kata Marius, mendata korban dan kerugian untuk dilaporkan ke pimpinan daerah guna mendapatkan bantuan
darurat.
"Kita sudah data korban dan harta benda yang ikut terbakar. Kita sudah laporkan ke pimpinan melalui dinas sosial dan sudah tanggapan darurat mengantisipasi hujan dan panas. Bantuan darurat yang sudah kita berikan yakni terpal 11 buah ukuran 4 x 6, matras/tikar, beras, ikan kaleng, selimut, baju layak pakai," jelas Marius.
Marius mengimbau warga Birafu untuk membantu meringankan beban para korban. Ini perlu karena harta benda para korban seluruhnya tidak berhasil diselamatkan sehingga butuh uluran tangan secara sukarela dari warga setempat.
Wakapolres Belu, Kompol Johny Muskanan, S.H, mengakui soal kejadian itu. Mengenai penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan, namun taksiran kerugian bisa mencapai Rp 200-an juta.