Laporan Wartawan Tribun Timur Thamzil Thahir
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Sekelompok tenaga pencuci mobil di Jl Cenderawasih No 357, Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Mariso, Makassar, punya cara sendiri melampiaskan kekesalan terhadap tindak pidana korupsi di negeri ini.
Pekerja harian yang kebanyakan asal Flores, Nusa Tenggara Timur, ini memberi nama seekor anjing peranakan dengan nama "Raja Atut".
"Anak-anak kasih nama Atut. Kata mereka pelesetan dari aura takut dan menyeramkan anjing sekaligus menyindir Ratu Atut (Gubernur Banten)," kata David Pangemanan, pengelola Putra carwash ini, kepada Tribun, Minggu (3/11/2013).
Ia menuturkan, Atut adalah anjing peranakan Cina daratan selatan dengan jenis Choucou. Atut masih berumur setahun, tapi badannya seperti anjing lokal usia 5 tahun.
Bodinya gempal, dan saat kali pertama dilihat, Atut menyerupai perpaduan singa dan serigala moncong pendek. "Kalau saya cek harganya di google di indonesia dijual harga Rp 6 juta hingga Rp 7 juta," kata David.
David mengakui, si Atut adalah pemberian dari temannya, seorang pemilik klinik veterinary di Jl Emmy Saelan, pusat kota Makassar, Oktober lalu.
Dikisahkan, pemilik awal anjing choucou ini adalah seorang yang tinggak dikawasan pecinan, Utara makassar.
"Karena sakit, dibawa ke klinik hewan tapi hampir setengah tahun, si pemilik tak datang menebusnya," kata David.
Sepekan dirawat dan menemani lima kelompok pencuci mobil di Cenderaasih, anjing ini masih anonim, tak bernama.
Lantas, seorang pencuci yang sudah membaca berita soal gurita bisnis Gubernur Banten Ratu Atut Choisiah, yang diperiksa KPK karena adiknya terlibat suap ke ketua MK, timbullah inisiatif menamai anjing itu dengan Atut.