Ia mengakui penyiraman soda api yang akhirnya menewaskan murid kelas I SDN 101791 Patumbak itu akibat dendam tersangka pada ayah korban.
"Suami si pelaku (ES) sebelumnya memasukkan material ke perumahan yang dijaga oleh Harmoko Sembiring. Tapi terjadi cekcok, dan istri ES dendam," kata Hasibuan.
Seperti dilansir sebelumnya, Amelia tewas setelah terjatuh pada genangan soda api, yang disiram tersangka yang menggunakan jubah dan cadar serba hitam. Ketika itu, korban mengikuti ayahnya yang mengejar pelaku. Ayah korban yang menjadi target penyiraman soda api selamat, tapi justeru putri tunggalnya yang jadi korban.
Tribun Medan (Tribunnews Network) berupaya mencari keberadaan tersangka Elia dirawat dengan mendatangi Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polda Sumut, Jl KH Wahid Hasyim, Medan, Minggu malam.
''Nama lengkapnya siapa Bang. Coba saya lihat dulu ya," kata staf rumah sakit bernama Ervina, yang tampak gugup saat disebutkan mencari keberadaan tersangka Elia.
Setelah menunggu beberapa saat, Ervina hanya berdiam diri di ruang IGD bersama sejumlah dokter jaga. Penasaran, Tribun kembali mendatangi Ervina dan menanyakan keberadaan Elia. Saat itu, Ervina kembali melirik sejumlah dokter jaga di ruang IGD sambil membuka buku catatan para pasien.
Karena terus didesak, perempuan berambut sebahu itu mengarahkan Tribun untuk mendatangi ruang inap tahanan kepolisian yang berada di pojok kanan sisi gedung rumah sakit.
"Tahanan ya Bang. Kalau tahanan, biasa dirawat di ujung sana. Coba abang langsung kesana. Di sana ada polisi yang jaga," kata Ervina sembari menunjukkan ruang inap tahanan kepolisian.
Di depan ruang inap tahanan yang dibatasi oleh jerjak besi itu, Tribun menemui dua polisi yang melakukan penjagaan. Saat ditanya prihal keberadaan Elia, seorang polisi bertubuh tinggi tegap berpakaian kaos cokelat berlogo Polri semula tampak gugup.
"Ahh, mana ada itu. Kata siapa dia (Elia) dirawat di sini. Enggak ada, mana ada nama itu di sini," ujarnya. TRIBUN MEDAN CETAK