TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI -- Nasib malang menimpa Miftakul Junita Ulfa (14) pelajar kelas 2 MTs Ngreco, Kecamatan Kandat, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Pasien Jamkesda Kabupaten Kediri itu belum dapat melakukan pemeriksaan CT Scan di RS Dr Soetomo.
Penyebabnya CT Scan RS Dr Soetomo hasilnya kurang bagus sehingga harus melakukan CT Scan di luar rumah sakit. Namun masalah untuk CT Scan dikenakan biaya sekitar Rp 4 jutaan.
"Terus terang kami sudah tidak punya biaya lagi untuk CT Scan yang mencapai jutaan. Untuk makan sehari-hari saja kami masih kesulitan," ungkap Ny Sakunah (40) ibunda Ulfa kepada Surya Online, Minggu (10/11/2013).
Karena tak mampu membayar biaya CT Scan, Ulfa belum mengikuti pemeriksaan medis lanjutan. Padahal pelajar itu didiagnosa menderita penyakit di empedunya.
Akibatnya Ulfa sejak dua bulan terakhir sudah tidak bersekolah lagi. Masalahnya penyakitnya mengharuskan untuk istirahat total. Jika kecapekan penyakit akan kambuh membuat penderita kesakitan hingga jatuh pingsan. "Kalai sudah pingsan harus dibawa ke rumah sakit," ungkapnya.
Karena masih terbentur masalah biaya, sekarang pengobatan Ulfa masih terkatung-katung. Padahal hasil pemeriksaan di empedu pasien ada kista yang harus dioperasi.
"Semula kami mengikuti CT Scan di RS Dr Soetomo, tapi oleh dokter yang memeriksa diminta CT Scan di luar karena hasilnya kurang bagus," tutur Sakunah.
Kini keluarganya masih pontang panting mencarikan biaya untuk pemeriksaan CT Scan. Musiranto (40) orangtua Ulfa hanyalah pekerja lepas di peternakan ayam dengan penghasilan yang minim.
Sedangkan ibunya hanyalah ibu rumah tangga biasa.
Malahan untuk keperluan sehari-hari keluarga yang tinggal di rumah kontrakan itu juga sangat terbatas. "Untuk bertahan hidup saja kami sudah menjual peralatan dapur seperti piring dan TV juga sudah kami jual," ungkapnya.
Sementara Musiranto berharap keluarganya mendapatkan keringanan biaya pengobatan. Apalagi untuk pembiayaan juga memakai Jamkesda.
Keluarga Musiranto merupakan warga Desa Jabon, Kecamatan Banyakan. Namun keluarga itu mengontrak rumah di Desa Ngreco, Kecamatan Kandat.
Sementara Koordinator Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Jatim Arief Witanto menyesalkan pihak RS Dr Soetomo yang tidak memberikan solusi pemeriksaan bagi pasien Jamkesda. "Pasien Jamkesda tentu dari keluarga kurang mampu, kalau dimintai membayar biaya sampai jutaan tentu saja tidak akan mampu," jelasnya. (Didik Mashudi)