News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Anak Widji Thukul dan Pencipta Darah Juang di FPR Jombang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Poster bergambar aktivis HAM dan pendiri Kontras dan Imparsial, Munir dan aktivis pergerakn 98 Wiji Thukul terpasang di tiang penyangga jembatan penyeberangan di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Senin (25/3). Poster itu mengingatkan kematian Munir yang belum tuntas diusut dan hilangnya Wiji Thukul saat pergolakan reformasi 98. Kompas/Heru Sri Kumoro (KUM) 25-03-2013

Laporan Wartawan Surya, Sutono

TRIBUNNEWS.COM,JOMBANG - Jhon Tobing, pencipta lagu Darah Juang dijadwalkan hadir di Jombang, tepatnya di lapangan Desa/Kecamatan Mojowarno, guna memeriahkan Festival Prakarsa Rakyat (FPR), Minggu (17/11/2013).

Lagu Darah Juang sendiri merupakan lagu wajib yang dikumandangkan mahasiswa ketika turun jalan menumbangkan Soeharto, era 1998-an, bahkan hingga sekarang.

Di lapangan Mojowarno tersebut, mantan aktivis mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini akan menyuguhkan lagu-lagu perjuangan ala mahasiswa.
       
Kedatangan Jhon Tobing tidak sendiri, melainkan bersama Fajar Merah dan Fitri Nganti Wani, dua anak dari penyair radikal dan aktivis buruh, Widji Thukul (yang hingga kini masih ‘hilang’).
       
"Jhon Tobing, Fitri dan Fajar, tampil Minggu siang (17/11/20130," kata Muslimin Abdilla, panitia pelaksana, Jumat (15/11/2013).

FPR digelar tiga hari, Minggu-Selasa (17-19/11/2013), adalah agenda rutin lembaga Perkumpulan Praxis Jakarta kerjasama dengan Konsorsium Rakyat Jombang Berdaulat (KRJB).
       
Format festival rakyat dipilih sebagai ajang pertukaran gagasan dan pengalaman dalam bentuk diskusi-diskusi, sejarah tutur, serta pentas seni tradisi bersama masyarakat setempat.
    
Dalam acara itu, sebanyak 57 Anggota dan 223 simpul organisasi rakyat anggota Perkumpulan Praxis di 18 provinsi di Indonesia akan hadir di Mojowarno.
       
Selain itu juga 40 organisasi petani, pedagang kaki lima, kaum miskin perkotaan, dan juga kelompok perempuan dan pemuda yang notabene anggota KRJB.
       
Mereka adalah guru, mahasiswa, kelompok kesenian tradisi, budayawan dan tokoh-tokoh pada tingkat lokal dan nasional yang sevisi dengan kegiatan festival.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini