Laporan Wartawan Banjarmasin Post Pramita Kusumaningrum
TRIBUNNEWS.COM, KANDANGAN - Ratusan kerbau ternak warga Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, tewas mendadak.
Fenomena tersebut, persisnya terjadi pada kerbau ternak yang berada di Rawa di Desa Bajayau Tengah, Kecamatan Daha Barat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Menurut dugaan para peternak kerbau, fenomena itu disebabkan limbah yang dibuang oleh PT Subur Agro Makmur (SAM) langsung ke Sungai Nagara.
Apalagi, tidak ada batasan antara lahan sawit PT SAM dengan tempat peternak kerbau di Desa Bejayau Tengah.
Aliran air yang dibuang langsung ke Sungai Negara, diduga menjadi penyebab pencemaran di kawasan tersebut dan mengakibatkan ratusan ekor ternak kerbau rawa milik warga mati.
H Syamsuddin, perwakilan peternak kerbau rawa di Bejayau lama mengatakan, sebelum PT SAM "menguasai" daerah Bejayau Tengah, enam kelompok peternak mempunyai 600 ekor kerbau rawa.
Namun, seiring adanya penanaman sawit, 450 ekor mati atau dipaksa mati. Sekarang tinggal 150 yang masih hidup.
Warga mengajukan gugatan ganti rugi kepada PT SAM sebesar Rp3,760 miliar. Tuntutan itu disampaikan 139 warga yang tergabung dalam 6 kelompok. "Itu per ekornya 7 juta," bebernya.
Menurutnya pada 2010 banyak anak kerbau rawa yang mati dan mengeluarkan nanah di bagian mata. Padahal sebelumnya tidak pernah terjadi, dia pun melapor ke PT SAM, tapi tidak ada tanggapan.