Laporan Wartawan Tribun Medan/ Irfan Azmi Silalahi
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN- Aksi solidaritas terhadap penahanan dr. Dewa Ayu Sasiary Prawani, Sp.OG yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, mengakibatkan beberapa pelayanan di beberapa RS terganggu, termasuk di Medan.
Padahal, dalam surat edaran Kementerian Kesehatan RI melalui Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, menyebutkan meski mendukung aksi solidaritas tetapi kementrian memerintahkan agar pelayanan berlangsung seperti biasa dan pasien terlayani dengan baik.
Menanggapi aksi yang terjadi di beberaapa Rumah Sakit di Medan dan Sumut, Dinas Kesehatan Provinsi Sumut tak memberikan komentar apa-apa. Seperti yang dilakukan Kepala Dinas Kesehatan Sumut Raden Roro Surjantini Hartati, yang tak memberikan komentar apa-apa saat dikonfirmasi soal aksi yang dilakukan dokter di beberapa Rumah Sakit. Hal serupa dilakukan Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut Afwan, yang juga tak memberikan komentar apa pun, meski akhirnya menghubungi Tribun dan menjelaskan beberapa hal.
Beberapa kali nomor ponsel keduanya sebelumnya yang dihubungi terdengar selalu dimatikan, meski aktif. Sore itu, Tribun juga berusaha mengirimkan pesan singkat kepada keduanya namun tidak dibalas. Selang 15 menit kemudian, seseorang yang mengaku dari bagian umum, menghubungi Tribun, dan mengatakan bahwa baik Kadis dan Sekretaris tengah rapat di kantor Dinkes Sumut.
Staf umum ini pun meminta kepada Tribun untuk memberinya waktu untuk mengkonfirmasi kesediaan Kadis dan Sekretaris memberikan jawaban apa soal aksi solidaritas dokter di Sumut. "Nanti saya hubungi lagi. Ibu Kadis dan Pak Sekretaris tengah rapat," ujarnya melalui saluran telepon menggunakan nomor depan +6261, Rabu (27/11/2013).
Beberapa menit kemudian, staf Dinkes Sumut ini kembali menghubungi Tribun, dan menyarankan untuk datang ke kantor untuk menyerahkan surat edaran Kementerian Kesehatan dan Dinkes Sumut kepada Dinas Kesehatan seluruh Kabupaten/Kota se-Sumut dan RSU Swasta dan milik pemerintah.
"Lagi rapat mereka, tidak tau membahas apa. Tadi mereka hanya mengintruksikan saya untuk menyerahkan surat ini. Tadi Kadis juga rapat dipimpin Sekda. Rapatnya di sini," ujarnya yang tak mau menyebutkan namanya.
Dari surat yang diperoleh Tribun bernomor 440.443/18381/XI/2013 tertanggal 26 November 2013, menyebutkan bahwa sesuai dengan surat edaran Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nomor: HK.03.03/I/2016/2013 tertanggal 25 November 2013 tentang rencana aksi solidaritas terhadap Dokter Dewa Ayu yang dilakukan pada hari itu, terdapat tiga poin utama.
Poin pertama menyebutkan bahwa agar semua tenaga kesehatan di RS mendukung (aksi) dengan memakai pita hitam di lengan kanan. Poin kedua menyatakan bahwa semua tenaga medis untuk melakukan doa bersama untuk kesehatan dan kesejahteraan seluruh rakyat, kesembuhan pasien, serta keamanan dokter Indonesia dalam menjalankan tugasnya.
Pada poin ketiga surat edaran tersebut jelas menyebutkan bahwa Kementerian memerintahkan agar pelayanan berlangsung seperti biasa dan pasien terlayani dengan baik. Surat sendiri ditandatangani langsung oleh Kadinkes Sumut Surjantini dengan tembusan ke Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kemkes RI, Ketua IDI Sumut, dan Bupati/Wali kota se-Sumut.
Sekitar pukul 17.02 WIB, Sekretaris Dinkes Sumut Afwan menghubungi Tribun. Dalam pembicaraan sore hari itu, ia mengatakan pada dasarnya pelayanan di beberapa RS tetap seperti biasa, namun memang ia mengakui beberapa pelayanan biasa terganggu sedikit.
"Sesuai surat edaran sebenarnya pelayanan umum untuk pasien gawat darurat dan pasien miskin tetap terlayani. Mereka merasakan aksi solidarisas sampai saat ini masih batas tolelir dan tidak mengganggu pelayanan. Kita yang penting pasien gawat darurat terlayani," ujarnya.
Dijelaskannya juga, secara lisan Dinkes Sumut sebenarnya sudah menjalin komunikasi dengan direktur-direktur di RS Sumut, termasuk menyampaikan surat edaran dari Menteri Kesehatan. "Intinya jangan menggangu pelayanan. Kalau pelayanan-pelayanan biasa agak terganggu sedikit tetapi kita fokus di pasien gawat darurat," pungkasnya.
Ia juga mengaku, rapat yang dilakukan hari itu di Dinkes Sumut bukan menyangkut soal aksi solidaritas dokter tetapi rapat biasa soal kinerja. "Bukan, karena kita kan sudah tau bakal ada aksi hari ini dan sudah kita kirimkan surat edaran. Tetapi kalau dampaknya berlanjut mungkin akan kita pangil (rapatkan)," ujarnya.