TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pentolan grup band Slank, Bimbim, menegaskan bahwa kasus pembunuhan wartawan Udin harus tetap diungkap kebenarannya.
Tak hanya kasus Udin, kasus-kasus serupa di Indonesia, dan telah menimbulkan kesedihan juga harus dituntaskan.
"Bukan hanya Udin, Indonesia banyak kasus seperti itu, seperti kasus Munir, Wiji Thukul, kasus 65 dan sebelum kita lahir. Tentu harus dituntaskan," jelas Bimbim saat ditemui seusai jumpa pers konser 30 tahun Slank bertajuk "Slank Nggak Ada Matinya" di Hotel Jambu Kluwuk, Selasa (2/12/2013).
Bimbim berpendapat, pengungkapan kasus tersebut tidak hanya dengan perlawanan. Menurutnya, orang-orang atau instansi-instansi yang dianggap terkait dengan kasus itu harus dirangkul. Selama ini, kata dia, orang-orang hanya demo, melawan dan memasang spanduk.
Dengan merangkul dan mendekati mereka yang diduga terlibat dalam sebuah kasus, menurutnya, maka perkara itu akan lebih terbuka.
"Seperti Buddha, jangan melawan musuh, namun rangkul, maka musuh akan menghormati," katanya.
"Anggaplah salah satu institusi yang dicurigai dalam kasus Udin, ajaklah institusi itu untuk bersama-sama dan bertanya apa yang sudah terjadi, insya Allah akan berubah," tambahnya.
Menurutnya, Indonesia seperti dibangun dari masa lalu yang banyak meninggalkan dendam dan kesedihan. Mengungkap sebuah kasus, kata Bimbim, sebenarnya bukan mencari siapa yang salah dan siapa yang benar, melainkan perlunya ditunjukkan kebenaran yang nyata.
"Biar sejarah tahu, sebagai pembelajaran untuk kita dan agar anak cucu tidak mengulangi tindakan seperti itu di masa datang," tandasnya.