Laporan Wartawan Pos Kupang, Sipri Seko
TRIBUNNEWS.COM -Kondisi runway (landasan pacu) Bandara El Tari Kupang saat ini sudah tidak nyaman lagi untuk penerbangan. Runway bergelombang, marking center line tak kelihatan dan warga bebas ke luar masuk area terlarang.
Danlanud El Tari Kupang, Kolonel Pnb Eko Dono Indarto, didampingi Kadis Ops, Helmy Nange, yang ditemui di Kupang, Minggu (15/12/2013), mengakui hal itu. Eko mengaku, sebagai pemilik Bandara El Tari, pihaknya juga prihatin atas kondisi ini.
"Memang benar. Hasil pantauan kami di lapangan juga demikian. Maintenance yang dilakukan, aspal runway dibuat asal jadi. Aturannya, landasan harus rata untuk menjamin tingkat keselamatan penerbangan. Marking center line atau garis putih yang menjadi panduan bagi pilot, di beberapa bagian sudah tidak kelihatan. Hal ini tidak boleh terjadi. Bandara ini memang tidak nyaman untuk penerbangan," kata Eko.
Eko mengaku sudah sering berkoordinasi dengan pihak PT Angkasa Pura I sebagai pengelola. Namun, katanya, komunikasi yang coba dibangun tidak direspon. Bagi Eko, hal ini sebenarnya tidak boleh terjadi, kalau semua pihak berkomitmen agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan bagi penerbangan di NTT.
Pos Kupang diajak oleh Kolonel Pnb Eko Dono Indarto didampingi Kadis Ops, Helmy Nange, untuk memantau langsung runway Bandara El Tari, Minggu siang menggunakan mobil follow me, milik TNI AU. Nampak di beberapa bagian, aspal mulai terkelupas. Bekas aspal yang rusak atau berlubang usai crash pesawat Merpati beberapa waktu lalu, ditambal menggunakan aspal. Di beberapa bagian nampak sambungan antara aspal lama dan baru, tidak rata sehingga bergelombang.
"Kalau hujan lebat, di sini airnya tergenang. Ini tidak boleh terjadi. Landasan harus rata sehingga pesawat nyaman mendarat ataupun terbang," katanya.
Pantauan Pos Kupang, nampak beberapa warga sekitar dengan bebas ke luar masuk dan melintas di sebelah timur area runway. "Kalau mereka meletakan bahan peledak atau barang berbahaya lainnya di area sini, siapa yang bertanggungjawab. Ini yang mesti dibicarakan bersama agar dicari jalan ke luarnya," kata Eko Dono Indarto.
Ia mengatakan, apa yang dikemukakannya bukan bermaksud untuk mencari-cari kesalahan. Tetapi, katanya, Bandara El Tari merupakan bandara militer yang digunakan untuk penerbangan sipil. Untuk itu, katanya, harus ada perhatian lebih dari pengelola terutama terkait masalah-masalah seperti ini dengan membangun komunikasi yang baik.
General Manager (GM) PT Angkasa Pura I, Bandara El Tari, Imam Pramono, yang hendak ditemui tidak berada di tempat. Beberapa kali dihubungi melalui telepon selularnya juga tidak direspon. SMS yang dikirim pun tidak dibalas.