Laporan Wartawan Surya Imam Taufiq
TRIBUNNEWS.COM, BLITAR - Belum diketahui motifnya, tiga pos polisi yang ada di wilayah Kota Blitar, dirusak orang tak dikenal.
Diduga, pelaku melakukan perbuatan yang bisa menjatuhkan citra korps baju coklat itu sengaja menyampaikan pesan kalau dirinya sedang melampiaskan kekesalannya.
Ketiga pos itu di antaranya Pos Lalu Lintas 90 di Jl S Supriadi, tepatnya di pertigaan Hotel Herlingga, pos lalu lintas di Jl Anggrek (perempatan toko Ijo), dan Pos lalu lintas di perempatan Kawi di Jl Anggrek, yang keduanya berjarak sekitar 200 meter.
Rata-rata ketiganya mengalami kerusakan pada kaca depan. Dari tiga pos itu, dirusak tak bersamaan. Untuk pos di depan Hotel Herlingga itu dirusak pada Kamis (19/12/2013) dini hari.
"Sedang dua pos lainnya sudah terjadi tiga hari sebelumnya," kata AKP Yudarso, Kasatlantas Polres Blitar Kota, Kamis (19/12/2013).
Melihat bekas kerusakan di TKP, sepertinya kaca depan pos itu dilempar pelaku dengan batu. Sebab, di dalam ketiga pos itu ditemukan batu. Dugaannya, pelaku melakukan hal itu sambil mengendarai sepeda motor.
"Seperti pos Herlingga, diduga dilempar dua kali karena ditemukan dua batu. Akibatnya, kerusakannya paling parah dibandingkan dua pos lainnya. Kaca depannya yang berukuran 2x2 meter itu hampir pecah semua," ujar Yudarso.
Ia mengira, pelaku melakukan aksi itu dini hari sewaktu petugas sudah meninggalkan pos. Sebab, saat petugas pulang dari melakukan razia tengah malam di sepanjang Jl Merdeka (dekat Alun-alun), kemarin, belum diketahui ada kejadian tersebut.
Itu baru diketahui Kamis pagi hari, sewaktu anggota sedang menyiapkan diri mengatur lalu lintas di pertigaan yang jadi atensi titik macet. Melihat kaca pos depan Hotel Herlingga pecah, anggota kaget dan langsung melaporkan ke polres.
"Padahal, pos di depan Hotel Herlingga itu selalu ada anggota yang berjaga baik siang maupun malam. Sebab, di situ merupakan pos utama karena sebagai pintu masuk ke kota sehingga posnya cukup besar dan dilengkapi beberapa fasilitas, seperti kamar mandi, ruang ganti, dan televisi.
Mungkin saat ditinggal anggota melakukan razia, pelaku beraksi," paparnya.
Terkait tindakan itu, apa tak ada kaitannya dengan kasus yang ditangani anggota, Yudarso menduga demikian. Diperkirakan, itu dilakukan orang yang tak puas dengan tindakan petugas yang akhir-akhir ini rutin melakukan razia terhadap para pengendara kendaraan bermotor. Lebih-lebih, yang jadi atensinya adalah sepeda motor yang knalpotnya diblong.
"Kasus ini masih dalam penyelidikan kami," pungkasnya.