TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR -- Kedatangan Agus Dwikarna ke Makassar, Rabu (1/1/2014), masih menjadi cerita misteri di kalangan sahabat-sahabatnya. Agus datang tiba-tiba dan sendiri. Tak ada penyambutan buat aktivis dakwah berlatar belakangan pengusaha itu.
Informasi yang dihimpun Tribun, Jumat (3/1/2014), Agus tiba di Makassar, Rabu siang. Langsung dari Filipina. Dia datang sendiri. Tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar di Mandai, Maros, Agus hanya dijemput seorang sopir yang membawanya ke Makassar.
Agus datang tanpa membawa “apa-apa”. Hanya kemeja putih dan celana abu-abu yang menyertai perjalanan Agus dari Manila, Filipina, ke Makassar, hingga tiba di rumahnya, Jl Hertasning.
Agus baru menghubungi satu per satu sahabatnya, beberapa jam setelah tiba di Makassar. “Saya dihubungi oleh Agus menjelang Magrib. Saya kaget, ternyata sudah di Makassar. Dia minta saya datang ke rumahnya setelah Magrib,” kata sahabat Agus, Juliadi, di Makassar, Jumat (3/1).
Juliadi adalah sahabat Agus sejak Kelas 1 Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Makassar. “Jadi dia itu datang hanya membawa selembar baju dan celana, hanya yang melekat di badannya,” kata Juliadi.
Mengetahui sang suami datang hanya dengan selembar baju, istri Agus, Suryani, langsung ke mall membeli beberapa lembar pakaian untuk suami ayah anak-anaknya itu.
Satu per satu sahabat Agus berdatangan setelah Magrib, Rabu malam. “Saat kami mau pamit pulang, Ani (sapaan Suryani) tiba membawa kantong plastik hitam. Saya tanya, ‘Apa itu?’ Ani bilang, ‘Ini baju, saya dari mal belikan Kak Agus baju karena tidak ada baju dia bawa’,” ungkap Juliadi.
Juliadi datang ke rumah Agus bersama anak sulungnya, Umurthullah Diny Hardy. Agus kaget melihat Hardy, anak yang biasa dia antar ke taman kanak-kanak (TK) sebelum ditahan di Filipina. “Kau Hardy. Kau sudah besar, Nak,” kata Agus ditirukan Hardy lalu memeluk alumnus Teknik Arsitektur Universitas Muslim Indonesia (UMI) itu.
Temui Kiai
Sehari setelah tiba di Makassar, Agus mengunjungi sesepuh Muhammadiyah, KH Djamaluddin Amin di kediaman pribadi pendiri Komite Persiapan Penegakan Syariat Islam (KPPSI) ini, Jl Talasalapang, Makassar, Jumat pagi.
Pertemuan “ayah-anak” itu sangat mengharukan. Kiai Djamal, sapaan KH Djamaluddin, banyak memberi nasihat ke Agus
"Saya juga kaget tiba-tiba datang tanpa memberitahu lebih dulu. Dia datang sama Aswar (Hasan)," ujar Kiai Djamal kepada Tribun di kediaman pribadinya, Jumat sore.
Kiai Djamal mengaku tak sulit mengenali Agus sebab tak banyak yang berubah meski sudah menjalani penahan 10 tahun. "Dia tampak sehat," katanya.
Kepada Kiai Djamal, lebih sejam Agus meminta nasihat apa yang harus diperbuatnya setelah bebas. "Saya katakan banyak wadah. Ada KPPSI, ada Muhammadiyah ataukah mau berpartai lagi," kata Kiai Djamal.