Laporan Wartawan Pos Kupang, Dion Kota
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Pepohonan yang rindang ditambah ilalang yang tumbuh liar membuat Taman Nostalgia (Tamnos) di Jalan Frans Seda, Kupang menjadi tempat mesum bukan lagi rahasia umum. Di lokasi ini, sering terjadi transaksi seks, terutama di sore hingga malam hari. Dan, lebih menariknya adalah, pelakunya didominasi pelajar SMP, SLTA dan mahasiswa.
Kasat Pol PP Kota Kupang, Thomas Dagang, yang ditemui di ruang kerjanya, Senin (13/1/2014), mengakui hal itu. Ia tak menampik dan mengelak ketika berikan pertanyaan apakah sudah tahu kalau Taman Nostalgia (Tamnos) menjadi tempat mesum.
"Memang kami sering menemukan pasangan yang sedang melakukan tindakan asusila. Hampir setiap hari kami temukan mulai dari anak SMP sampai mahasiswa," katanya.
"Kami sering menangkap pasangan yang sedang berpacaran. Perilaku pacarannya sudah mengarah ke tindakan asusila sehingga kami tangkap dan memberikan pembinaan. Jika petugas melakukan patroli sering sekali ditemukan pasangan yang sedang berpacaran di tempat yang gelap. Kami tangkap, ambil data mereka, meminta mereka untuk membuat surat pernyataan dan mengantarkan mereka kepada orang tuanya. Ini agar orang tua mereka tahu apa yang diperbuat anak mereka kalau sedang berada di luar rumah," ujar Thomas.
Ia mengatakan, salah satu faktor mengapa Taman Nostalgia dijadikan tempat mesum, adalah karena penerangannya yang terbatas.
"Kebanyakan dari pasangan ini ditangkap saat sedang berduaan di tempat yang gelap. Keterbatasan ini yang coba kami tutupi dengan melakukan patrol setiap malam. Kami menempatkan Satpol PP untuk melakukan patrol keliling Tamnos. Hal ini untuk mengamankan Tamnos dari tindakan asusila. Kami sudah meminta penambahan lampu agar penerangan di Tamnos lebih baik," ujar Thomas.
"Saya berharap bagi para pengunjung Tamnos menjadikan taman ini sebagai tempat rekreasi bukan tempat untuk melakukan perbuatan asusila. Tamnos ini ikon Kota Kupang, jadi tolong dijaga bukan dirusak dengan perbuatan-perbuatan yang kurak baik. Di Tamnos ini juga sering dijadikan sebagai tempat untuk minum-minuman keras oleh beberapa oknum,"ujarnya.
"Kami sering menangkap dan membubarkan mereka. Bagi para pedagang, kami mengimbau agar menyediakan tempat sampah untuk menampung sisa makanan dan bungkusan makanan jangan sampai dibuang sembarangan saja akibatnya tamnos menjadi penuh dengan sampah. Untuk menjaga tamnos ini merupakan tanggung jawab kita bersama," ujar Thomas.