TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Ayi Ipon (48) dan Abey (3), dua warga RT 02/04 Kampung Bolang, Desa Cimanggu, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, mengalami luka bakar serius di sebagian besar tubuh mereka, Senin (27/1/2014).
Keduanya dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung lantaran RSUD Cianjur tak sanggup menangani luka bakar yang mereka alami.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribun di lapangan, sedikitnya tujuh orang mengalami luka bakar di RT 02/04 Kampung Bolang itu.
Ketujuhnya terbakar api ketika berada di dalam rumah yang diketahui milik Ade Arli (50). Selain Ayi Ipon, Ade Arli, dan Abey, korban luka bakar lainnya adalah Susan (25), Aril (18), Zakia (10 bulan), dan Didin (30).
Pantauan Tribun di lapangan menunjukkan, isi rumah tersebut porak poranda. Sejumlah perabotan seperti tempat tidur, lemari, kursi kayu, dan perabotan rumah tangga lainnaya yang berada di ruang tengah, kamar depan, dan kamar kedua hangus terbakar.
Di dalam rumah, tak jauh dari kamar kedua, terdapat gudang penyimpanan berisi puluhan elpiji ukuran 12 kg dan 3 kg. Tabung-tabung itu tersimpan rapi di dalam gudang di rumah itu.
Namun, sejumlah tabung elpiji 12 kg di ruang belakang ditemukan dalam kondisi diselimuti es batu yang diletakkan di bagian atasnya. Di lubang keluar salah satu tabung gas elpiji ukuran 12 kg pun terpasang semacam pengukur tekanan udara.
Diduga itu menjadi alasan mengapa rumah yang terlihat masih utuh itu telah dipasang garis polisi. Garis polisi itu terpasang di gerbang pintu rumah dan pintu masuk gudang tempat menyimpan elpiji.
Puluhan tabung elipiji ukuran 3 kg dan12 kg pun dibawa polisi dari Polres Cianjur ke kantor Polsek Cibeber setelah dilakukan olah tempat kejadian perkara.
Haji Dillah (41), tetangga samping rumah kedua korban, mengatakan, kediaman kedua korban itu tiba- tiba terbakar sekitar pukul 07.00. Peristiwa itu diketahuinya setelah terdengar teriakan wanita yang begitu kencang dari dalam rumah Ade itu. Teriakan itu didengarnya lebih dari satu kali.
"Saya lihat kaca jendela samping rumah korban dipecah oleh warga. Dari jendela itu keluar seorang korban bernama Susan (25). Melihat itu saya langsung mencoba memadamkan api bersama warga yang mulai berdatangan mengetahui ada kebakaran di dalam rumah," ujar Dillah.
Menurut Dillah, Ade adalah pengusaha elpiji ukuran 3 kg dan 12 kg. Ia sering mengantarkan elpiji ke warung-warung menggunakan kendaraannya. Usaha yang dilakoni Ade itu, kata dia, sudah berlangsung sejak ada program elpiji bersubsidi menggantikan minyak tanah. (cis)