TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA - Sebanyak 21 murid TK dan SD di Kecamatan Purbaratu dilarikan ke Puskesmas setempat karena diduga keracunan makanan, Senin (3/2/2014). Para korban sebelumnya diduga menyantap jajanan dari pedagang keliling khusus makanan anak-anak.
Hingga semalam masih ada sekitar lima belas anak yang terpaksa harus menjalani perawatan di Puskesmas. Namun mereka rata-rata sudah melewati masa-masa kritis. Gejala yang dirasakan para korban sama yaitu diawali rasa mual kemudian pusing lalu muntah-muntah dan buang air besar.
Data yang dihimpun Tribun, menyebutkan, para korban berasal dari SD Sukamenak 1, SD Purbaratu 3 serta TK Fimadortiyah. Saking banyaknya korban, pihak Puskesmas terpaksa mengerahkan seluruh peralatan yang ada, termasuk velbed tambahan, agar semua pasien yang seluruhnya anak-anak itu bisa dirawat dengan baik.
"Para korban berdatangan menjelang siang, dan tidak terasa akhirnya memadati Puskesmas. Kami mengerahkan semua peralatan yang ada, termasuk cairan infus sebagai pertolongan awal," ungkap Rendi, salah seorang petugas Puskesmas.
Beruntung semua pasien akhirnya bisa tertangani dan tidak sampai ada yang meninggal dunia. Petugas Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya yang datang ke lokasi, langsung mengambil sampel makanan yang masih tersisa.
Proses pengambilan sampel makanan cukup sulit karena sebagian besar orang tua korban sudah membuangnya. Bahkan ada yang tak tahu sama sekali makanan yang dimakan anak-anak mereka.
Rani, seorang orangtua korban, menuturkan, beberapa jam setelah pulang sekolah, anaknya terserang pusing dan mual-mual. Kemudian muntah dan disusul buang air besar.
"Anak saya sempat ditanya makan apa, karena saya curiga ia keracunan makanan. Katanya makan sejenis kornet yang dibakar. Hanya makanan itu yang dia ingat," tuturnya.
Ia menduga jajanan yang ada di sekolah yang membuat anaknya serta anak-anak lain mengalami keracunan. "Saya kerap risi kalau melihat jajanan anak-anak di sekolah. Ada beberapa jenis makanan seperti naget, sosis maupun kornet buatan pabrik yang dijajakan pedagang keliling. Saya terkadang curiga jangan-jangan makanan itu diambil dari kemasan yang kedaluwarsa," ujarnya.
Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman, yang menengok para korban di Puskesmas, semalam, meminta agar pihak sekolah terutama TK dan SD mengawasi pedagang yang mangkal di sekolah.
"Pengawasan pedagang perlu ditingkatkan. Awasi makanan apa saja yang dijajakan. Sekiranya sangsi, tanyakan tingkat keamanannya," ujarnya. Ia pun mengimbau agar para orang tua juga lebih mengawasi perilaku anak-anak dalam memilih makanan. STF/TRIBUN JABAR