TRIBUNNEWS.COM MANADO, — Entah apa yang ada di benak kelima orang ini. Mereka meloncat dari Jembatan Soekarno, Manado, yang belum selesai pengerjaannya, Minggu (9/2/2014) subuh. Dari lima korban yang ditemukan, dua orang dinyatakan tewas, sementara tiga lainnya kritis.
Seorang saksi mata menjelaskan, para korban meloncat dari ketinggian sekitar 15-20 meter. "Tadi, sekitar jam lima subuh. Saya sempat lihat ada orang bergelantungan di pagar besi jembatan itu, lalu loncat ke bawah," ujar Sukarni Pomalingo (52), pedagang ikan Pasar Bersehati, di lokasi kejadian.
Sukarni dan beberapa pedagang ikan lainnya saat itu sedang menunggu nelayan yang akan memasok tangkapannya ke tempat pelelangan ikan di samping Pasar Bersehati. Saat tahu ada yang loncat dari jembatan, mereka tidak berani mendekat karena lokasi itu sering dijadikan tempat tawuran antarwarga di Kecamatan Tuminting.
"Kami nanti (baru) ke sana sekitar satu jam kemudian. Ada lima orang yang kami lihat sudah terkapar. Kondisi mereka mengenaskan," tambah Sukarni.
Dari data yang dihimpun, kelima korban itu ialah Rex Waworuntu (12) dan Noldy Sembor alias Bontok (25), keduanya warga Kelurahan Mahakeret Barat, Lingkungan III, Kecamatan Wenang. Lalu Christo Polahope (25), Indi Rahasia (17), dan Boy Takabilingan (30), ketiganya warga Kombos Timur Lingkungan V, Kecamatan Singkil.
Kelima korban ditemukan di tiga lokasi yang saling berdekatan di ujung jembatan yang belum tersambung tersebut. Polisi dan tim Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Manado yang tiba di lokasi kejadian kemudian mengevakuasi para korban.
Awalnya hanya Noldy Sembor yang ditemukan tewas di tempat, tetapi belakangan Boy Takabilingan meninggal dunia dalam perawatan di Rumah Sakit Prof dr RD Kandou Malalayang.
Kasat Reskrim Polresta Manado AKP Dewa Made Palguna saat dikonfirmasi mengatakan masih akan melakukan pengembangan mengenai motif korban meloncat dari Jembatan Soekarno ini. "Masih dalam penyelidikan, motifnya masih kami dalami," singkat Palguna.