TRIBUNNEWS.COM SURABAYA, — Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini optimistis kebijakannya mengubah kompleks lokalisasi menjadi sentra ekonomi akan berhasil.
Risma mencontohkan, produk ekonomi masyarakat di eks lokalisasi dari kalangan mantan PSK Bangunsari, selain laku di sejumlah daerah, kini juga mulai diekspor ke luar negeri.
"Beberapa hari lalu ikut pameran ke Malang, produknya laku keras, bahkan harus balik lagi ke Surabaya untuk mengambil produk yang lebih banyak," kata Risma, Jumat (28/2/2014).
Bahkan, kata Wali Kota yang diusung PDI-P ini, produk makanan kemasan seperti abon berbagai jenis ikan, wuluh, keripik, dan sebagainya kini mulai dilirik eksportir.
"Dalam waktu dekat akan diekspor ke luar negeri, karena sudah ada yang meminta," ujar Wali Kota perempuan pertama Surabaya ini.
Hal itu semakin meyakinkan dirinya dan menguatkan niatnya untuk menutup semua kompleks lokalisasi di Surabaya. Karena itu, Risma mengharapkan dukungan semua pihak untuk menutup lokalisasi itu demi mengubah Surabaya menjadi semakin baik.
Seperti diberitakan, Pemkot Surabaya menyiapkan dana lebih dari Rp 27 miliar untuk rehabilitasi pembangunan eks lokalisasi di Surabaya sepanjang 2014. Dana itu dialokasikan untuk empat titik eks lokalisasi di Surabaya, yakni lokalisasi Klakahrejo, Sememi, Morokrembangan, dan Dupak Bangunsari.
Sementara itu, untuk penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak, pemkot menargetkan bisa rampung sebelum puasa Juni nanti. Berdasarkan hasil pendataan, saat ini ada sekitar 1.080 PSK di dua kompleks lokalisasi itu. Mereka aktif di puluhan wisma dengan sekitar 300 lebih mucikari.
Pemerintah pusat, Pemprov Jatim, dan Pemkot Surabaya menggelar berbagai program untuk mengembalikan para PSK menjadi perempuan harapan yang memiliki pekerjaan tetap dan lebih menjanjikan.