TRIBUNNEWS.COM PEKANBARU— Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Sabtu (15/3), di Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar, Riau, memerintahkan prajurit Tentara Nasional Indonesia melaksanakan tugas pemadaman api dan asap sebaik mungkin. Dalam waktu tiga minggu, kebakaran hutan dan lahan di provinsi itu harus tuntas.
”Ini adalah operasi militer, selain perang,” kata Presiden kepada prajurit TNI di areal yang belum lama berselang api di atasnya baru dipadamkan. Prajurit TNI itu berasal dari Batalyon Pasukan Khas (Paskhas) TNI Angkatan Udara (AU) di Jakarta. Mereka juga baru tiba di Pekanbaru untuk bergabung dalam operasi terpadu pemadaman api dan asap.
Rombongan Presiden mendarat di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Kota Pekanbaru, Riau, sekitar pukul 15.50. Rombongan sebelumnya bertolak dari Pangkalan TNI AU Adi Soemarmo, Solo, Jawa Tengah, dan berhenti terlebih dahulu sekitar 20 menit di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau.
Penerbangan dialihkan dahulu ke Batam karena saat akan mendarat di Pekanbaru, jarak pandang dilaporkan kurang dari 1 kilometer akibat asap dan hujan. Setelah hujan reda, jarak pandang di Pekanbaru dilaporkan kembali mencapai 1 kilometer.
Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi dan Kepala Badan Intelijen Negara Marciano Norman tergabung dalam rombongan Presiden. Yudhoyono bakal meninggalkan Pekanbaru ke Yogyakarta pada Minggu ini atau Senin besok.
Tanggap darurat
Presiden menyatakan, prajurit TNI bertugas melaksanakan operasi tanggap darurat pemadaman api selama tiga minggu. ”Sampai asap dan api tidak ada lagi. Kalau ada yang kedapatan membakar lahan, tangkap dan penjarakan,” ujar dia.
Menurut Presiden, helikopter memang disediakan untuk menerjunkan air, tetapi tetap diperlukan prajurit di titik api untuk memadamkan api. Jumat lalu, Presiden menginstruksikan dimulainya operasi terpadu yang lebih diintensifkan, meliputi pemadaman api dan asap, perawatan dan pelayanan kesehatan, serta penegakan hukum. Operasi terpadu itu dipimpin Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif dan dibantu satu orang wakil dari unsur TNI dengan pangkat mayor jenderal. TNI juga diperintahkan untuk meningkatkan bantuan dengan mengirim kekuatan setara satu brigade.
Presiden juga mengajak perusahaan perkebunan dan kehutanan di Riau untuk mencari solusi pencegahan bencana kabut asap pada masa mendatang. Tidak masanya lagi asap membuat jutaan warga Riau menderita akibat ulah segelintir manusia yang tidak memedulikan kesusahan orang banyak.
”Kasihan rakyat Riau. Kita harus melindungi rakyat. Kita harus dapat mencari cara terbaik untuk menggarap ladang. Saat ini, mari kita bekerja selama tiga minggu dalam operasi intensif dan masif mengendalikan kebakaran,” kata Presiden.
Yudhoyono sempat berdialog dengan sukarelawan pemadam kebakaran dan petugas pemadam dari PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) dan Grup Sinar Mas di Posko Satgas Penanggulangan Bencana Asap Riau di Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Sabtu. RAPP memutuskan menghentikan sementara operasional hutan tanaman industri di Pulau Padang, Kepulauan Meranti, Riau, dan mengerahkan karyawannya untuk mencegah kebakaran lahan meluas, bersama warga.
”Kami siaga 24 jam sebab areal kami juga terancam api yang berasal dari lahan masyarakat. Pohon akasia adalah aset, dan kami sejak beroperasi telah menerapkan kebijakan tidak membakar lahan,” kata Presiden Direktur RAPP Kusnan Rahmin di Jakarta, Sabtu. RAPP menyertakan pula tiga helikopter.
Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono mengatakan, perkebunan kelapa sawit sudah lama mempraktikkan pembukaan lahan tanpa bakar. ”Perkebunan kelapa sawit akan melakukan pencegahan dan memadamkan segera jika terkena dampak kebakaran,” kata dia.
Di Posko Satgas Darurat Asap, Presiden juga melakukan pertemuan tertutup dengan BNPB dan pejabat pemerintahan di Riau. Gubernur Riau Annas Maamun, yang Jumat tak mengikuti rapat jarak jauh dengan Presiden, Sabtu sudah terlihat di lokasi.