TRIBUNNEWS.COM. SEMARANG - Upaya sejumlah pihak yang tengah menggalang donasi untuk Satinah tak lepas dari pandangan sinis dari sebagian masyarakat lain.
Mereka khawatir Satinah akan menjadi Darsem kedua. Darsem adalah TKW di Arab Saudi, yang nasibnya pun sempat diambang “pancung”.
Banyak pihak yang menaruh simpati padanya, sehingga donasi yang terkumpul melebihi 'diat' yang harus dibayarkan.
Pascabebas, kehidupan Darsem justru berubah drastis. Ia lalu dianggap berfoya-foya dengan uang yang ada. Publik yang semula bersimpati, mulai berbalik mengecamnya.
"Jangan sampai kayak Darsem. Setelah bebas, lupa sama janji-janjinya yang katanya mau membantu sesama TKI yang bermasalah dari sisa sumbangannya," kata Dani, warga Ungaran.
Kekhawatiran publik akan berulangnya kasus Satinah seperti Darsem sangat dipahami oleh keluarga Satinah.
Kakak Satinah, Paeri Al Feri sebelum keberangkatannya ke Jakarta menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Senin (24/3/2014) mengungkapkan, keluarganya menolak untuk mengelola donasi yang tengah dikumpulkan oleh banyak pihak yang bersimpati.
"Sejak kasus adik saya menjadi berita, banyak yang minta saya membuka rekening sumbangan. tapi keluarga kami menolak. Sebab, kami percaya Pemerintah bisa membantu adik saya. kalau mereka membuka (rekening) sumbangan, kami berterima kasih sekali," kata Paeri didamping istrinya, Lesari dan anak Satinah, Nur Afriana (20).
Pihak keluarga hanya ingin Satinah dapat bebas dari hukuman pancung dan kembali berkumpul dengan keluarga. Ia berjanji tidak akan meminta atau menerima kelebihan sisa sumbangan yang saat ini sedang digalang.
"Kalau misalnya sumbangannya ada lebih, kami tidak akan memintanya," kata Paeri.