News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cerita Pilu TKI di Arab Saudi

Ribuan TKI yang Berangkat, yang Tercatat Hanya Ratusan

Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

16 TKI Ilegal yang hendak diselundupkan ke Malaysia diamankan polisi

TRIBUNNEWS.COM - Lamongan, Jawa Timur, termasuk daerah di Jatim yang  menjadi penyuplai terbesar tenaga kerja Indonesia (TKI), utamanya untuk TKI Malaysia. Ada puluhan ribu warga Lamongan yang hilir mudik bekerja di luar negeri.

Tetapi mereka yang tercatat sebagai TKI resmi  di Kantor Dinas Sosial Tenaga Kerja  dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans), hanyalah ratusan nama. Kongkretnya 245 orang, tersebar di lima negara.

“Dinas hanya bisa memantau  TKI  yang kepergiannya tercatat. Mereka ini yang melalui jalur resmi,” kata Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Imam Tresno Edy.

Sampai kini, Dinsosnakertrans kesulitan mengetahui berapa persis jumlah warga Lamongan yang menjadi TKI.

Dinas ini kesulitan memantau para perantau ke mancanegara. Mereka baru melapor atau mengadukan  keberadaannya jika muncul masalah, misalnya terlilit perkara hukum.

“Kalau sudah begitu, negara dan kami-kami ini yang disalahkan. Dianggap kurang perhatian dan sebagainya,” tuturnya.

Saat ini, Mariyanto, TKI asal Sidomukti, Brondong, Lamongan, terancam hukuman mati di Malaysia.

Ia divonis mati dalam perkara perkelahian hingga menyebabkan meninggalnya seorang TKI, juga asal Jatim.

Nasib Mariyanto kini menunggu hasil banding. Ia diduga berangkat ke negeri jiran tidak melalui jalur Dinsosnakertrans.

Imam Tresno Edy menegaskan, Dinsosnakertrans Lamongan selama ini  menyiapkan berbagai program pelatihan  untuk  para calon TKI.  Tetapi, program ini tidak bisa dimanfaatkan maksimal oleh para calon TKI.

Sebab, umumnya mereka direkrut Perusahaan Pengerah  Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTIS) dan  dilatih sendiri oleh perusahaan itu.

“Kecil sekali yang berangkat dengan rekomendasi pemerintah (Dinsosnakertrans),” katanya.

Ia lalu memberi contoh Kecamatan Solokuro dan Paciran yang selama ini diketahui banyak  penduduk laki-lakinya yang menjadi TKI di Malaysia. Di Dinsosnakertrans ternyata hanya tercatat  sebanyak 200 orang.

Bagi warga di dua kecamatan itu, Malaysia menjadi kampung  halaman kedua. Bekerja  di sana tak ubahnya dengan bekerja di Surabaya atau Jakarta,  yang bisa pulang pergi dalam hitungan hari.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini