TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Belasan pelajar SMP Muhammadiyah 2 Surabaya menggelar aksi simpatik di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (30/4/2014).
Mereka menyerukan agar para siswa SMP peserta ujian nasional (UN) tidak memercayai aksi joki UN. Mereka mengajak rekan-rekannya untuk belajar lebih giat dan berlaku jujur saat menghadapi UN.
"Arek Suroboyo, anti jokian, Jiwane kejujuran, sifate gak putus asa, poko'e hasile dewe. Unas-Unas jujur, yeeaahh (Anak Surabaya antijoki, jiwanya jujur, tidak mudah putus asa, dan percaya dengan hasil kerjanya)."
Syair lagu tersebut berkali-kali dinyanyikan para siswa, sambil membawa poster-poster seruan antijoki.
Menurut Wakil Kepala SMA bidang Kesiswaan SMP Muhammadiyah 2 Surabaya Jamaluddin yang mendampingi aksi pelajar tersebut pihaknya sengaja meluangkan waktu untuk menyerukan kepada publik bahwa kejujuran saat UN adalah hal penting.
"Aksi perjokian adalah ulah oknum yang ingin mengambil keuntungan saat momentum Unas. Lebih baik mengajak anak-anak kita untuk jujur dan belajar," katanya.
Sementara itu, sepekan menjelang dilaksanakan UN tingkat SMP, Polrestabes sudah mencium gerakan aksijoki UN SMP.
Berdasarkan laporan yang masuk ke polisi, seorang wali murid sudah ditawarkan soal UN SMP dengan harga mencapai jutaan. Joki yang identitasnya masih diselidiki ini menawarkan sistem pembayaran angsur kepada wali murid.
"Modusnya tidak jauh beda dengan modus perjokian kasus dugaan kebocoran kunci jawaban Unas SMA yang sedang kami kembangkan," kata Kepala Polrestabes Surabaya Kombes Polisi Setija Junianta, Selasa (29/4/2014) kemarin.