TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) Hasan Sadikin (RSHS) Bandung merawat tiga pasien di Ruang Isolasi Flamboyan. Ketiga pasien terduga (suspect) ini mengalami gangguan pernapasan setelah kembali dari perjalanan umrah. Dua pasien dinyatakan negatif terserang Virus Middle East Respiratory Syndrom Coronavirus (MERS-CoV), sedangkan satu pasien masih harus menunggu hasil pemeriksaan. Ketiga pasien itu adalah A (66), R (60), dan E (51).
Anggota tim Penanganan Infeksi Khusus, dr Emi Pranggono, membenarkan adanya tiga pasien yang dirawat di Ruang Flamboyan tersebut. Pasien A dan R adalah sepasang suami-istri asal Kabupaten Bandung yang datang ke RSHS tiga hari lalu. Keduanya rujukan dari RS Ebah, Majalaya.
"Kedua pasien ini memang baru kembali dari sana (Arab Saudi). Hasil pemeriksaan negatif, gangguan pernapasan biasa," katanya melalui sambungan telepon, Kamis (8/5/2014).
Pasien E, kata Emi, adalah warga Bandung dan baru masuk Ruang Flamboyan Kamis (8/6) siang sekitar pukul 11.00. Kondisi pasien masih dalam observasi tim dokter. Namun diakuinya, E juga baru kembali menunaikan ibadah di Arab Saudi.
"Tentang kondisi E, saya belum melihat dan belum ada laporan karena baru masuk dan saya sekarang masih di luar kota," katanya.
Emi juga mengatakan, kondisi A dan R sudah membaik. Saat dalam perawatan, kedua pasien juga tidak menggunakan alat bantu napas. Dengan hasil negatif dan bila memang dinyatakan kondisinya pulih, kedua pasien bisa kembali ke rumahnya.
Namun mengenai E, kata Emi, memang belum ada hasil pemeriksaan dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) RI karena hasil sampel apus hidung dan tenggorokannya baru pertama diambil.
"Memang belum ada hasil, tapi tolong, walau masuk Ruang Flamboyan dan baru pulang dari Arab, bukan berarti terserang virus itu. Jangan buat masyarakat resah. Memang banyak, kan, orang pulang dari sana terus sakit batuk pilek?" katanya.
Kasubag Humas dan Protokoler RSHS, Nurul Wulandhani, mengatakan, ketiga pasien dirawat di Ruang Flamboyan karena memiliki riwayat baru kembali dari perjalanan umrah dan kondisinya batuk, flu, dan sakit tenggorokan.
"Prosedurnya seperti itu, bila ada riwayat yang melatarbelakangi pasien, harus ditangani di Ruang Flamboyan, bukan hanya karena virus MERS. Prosedur penanganan pasien suspect flu burung juga seperti itu," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dr Alma Luchyati, juga membenarkan adanya pasien terduga yang di rawat di Ruang Flamboyan. Namun hasil kedua pasien tersebut negatif.
"Bukan, bukan karena itu (MERS), gangguan pernapasan biasa. Pokoknya gimana kita menerapkan pola hidup bersih dan sehat, dan kalau memang belum ada hasil, tolong agar masyarakat tidak resah, waspada harus," katanya saat ditemui seusai acara Seminar dan Workshop Nasional Penanggulangan Bencana yang digelar Pusat Pengembangan dan Pelayanan Keperawatan Jiwa Bencana (P3KJB) di Jalan Merdeka, kemarin. (tif)