TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Dua warga Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, yang diduga menderita Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dirawat intensif di ruang isolasi khusus RSU dr Soetomo Surabaya, sejak Senin (12/5/2014).
Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Perawatan RSU Dr Soetomo Surabaya, dr Kohar Hari Santoso, hanya menyebutkan, inisial pasien, yakni Ny W (54), dan Ny N (62).
"Keduanya asal Lamongan. Ny W adalah pasien yang dirujuk dari RS Haji Sukolilo Surabaya," katanya, Selasa (13/5/2014).
Kohar menjelaskan, kedua pasien yang diduga MERS tersebut sama-sama baru pulang dari menunaikan ibadah umroh dari Timur Tengah.
"Tapi keduanya tidak dalam satu rombongan jamaah umroh. Jadi rombongannya beda-beda," ungkapnya.
Hingga kini, dunia kedokteran belum menemukan obat penangkal virus asal Timur Tengah itu.
Sebelumnya, MERS diketahui hanya menyerang pada hewan onta dan kalelawar. Namun, lanjutnya, virus ditularkan ke manusia karena setelah tertular kontak langsung dengan hewan unta atau kelelawar.
"Kalau kita tidak kontak langsung dengan suspect MERS, ya tentunya tidak akan tertular," jelas dokter ahli anastesia itu.
Kasus MERS-CoV kali pertama ditemukan di Timur Tengah pada April 2012. Sejak itu, virus ini dikenal mematikan dan mewabah di 15 negara, termasuk Indonesia.
Hingga Mei 2012, tercatat 496 kasus yang dikonfirmasi secara laboratorium se-dunia dengan jumlah kematian sebanyak 98 orang atau 18,75 persen dari total kasus.