TRIBUNNEWS.COM.SIDOARJO - Korban lumpur yang kesal dengan Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) memblokir akses pintu masuk di setiap tempat pekerja melakukan pengerjaan tanggul seperti di titik 25, 41, dan 42.
Pemblokiran dilakukan warga usai bertemu dan memaki-maki Humas BPLS Dwi Nanto yang berada di lokasi aksi. Korban lumpur memblokir pintu masuk dengan barang seadanya. Seperti di titik 42, warga dengan ramai-ramai mengangkat gelondongan pipa kemudian ditaruh di depan pintu masuk titik 42.
Selain itu, warga juga mengikat portal serta menutupinya dengan 'gedeg' agar tidak bisa dilewati.
"Pokoknya BPLS tidaki boleh melakukan aktivitas di tanggul sebelum lahan dilunas," kata Jumanto salah satu warga.
Tak hanya melakukan penutupan akses pintu masuk, korban lumpur juga mensweeping di ruangan biasa ditempati pekerja dan keamanan tanggul. "Ayo sekarang mencari karyawan. Kalau ada kita suruh keluar dari sini," teriak salah warga dengan nada kesal.
Sampai kapan diblokir akses pintu masuk untuk pekerja BPLS? Jumanto mengaku sampai ada pelunasan ganti rugi. "BPLS baru boleh melakukan aktivitas jika kami sudah dibayar. Ini masih lahan korban lumpur," tandasnya.
Pintu masuk yang diblokir akan dijaga secara bergantian agar pekerja dari BPLS tidak bisa bekerja.