TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Rahmah Hidayati, pemilik katering Bunda di kawasan Ampel harus memutar otak untuk tetap untung meski semakin mepet.
Mahalnya harga daging sapi, memaksa mereka mengganti dengan daging ayam yang jauh lebih murah. Padahal, ayam bukan lauk yang cocok untuk masakan Arab.
Ibu enam anak itu harus mengolah sedemikian rupa ayam yang dijadikan lauk masakan arab agar bercitarasa sama dengan daging sapi.
Tentu bukan perkara mudah. Pasalnya, lidah pelanggannya sudah terbiasa menyantap nasi kebuli atau tomat bersanding dengan daging sapi.
“Apa boleh buat. Kalau saya paksakan pakai daging sapi, pelanggan tentu ada yang keberatan. Harga perkilogramnya saat ini sampai Rp 90.000 sampai Rp 95.000,” ungkap Rahmah, Selasa (15/7/2014).
Sebelumnya, dia menawarkan kepada pelanggan apakah tetap mau dengan daging sapi atau diganti ayam.
Dia sendiri sebenarnya tidak masalah bila pelanggan meminta daging sapi.
Namun, untuk satu porsi nasi kebuli atau tomat lengkap dengan lauk daging sapi bakar, harga yang dibandrol paling murah Rp 25.000 sampai Rp 27.500. Itu pun irisan daging sapinya tidak terlalu besar.
Berbeda dengan lauk ayam. Rahmah membandrolnya dengan harga Rp 22.500. Harga itu relatif diterima konsumennya.
Saat ini, harga ayam kampung di pasaran dipatok Rp 25.000 untuk ukuran kecil.
Sedangkan ayam kampung ukuran besar, harganya bisa mencapai Rp 38.000.
Ada juga pelanggannya yang memilih ayam jenis broiler yang harganya lebih murah.
Namun, bila pelanggan tetap meminta untuk disediakan lauk daging sapi, Rahmah tetap melayani dengan catatan ada penyesuaian harga.
“Memang lauk daging sapi atau kambing memiliki cita rasa yang pas dengan masakan arab,” ungkapnya.