"Belum lagi ditambah teman kami dari Tolikara yang baru akan turun. Kami masih mencari tempat penginapan, karena pasti takkan bisa menampung kami 22 orang. Belum lagi biaya hidup yang sangat mahal di Wamena," ujarnya.
Sementara itu, Koordinator SM3T Unima wilayah Papua, Tommy Palapa mengatakan, rencana awal penarikan 22 guru SM3T di Distrik Tolikara diundur.
"Rencananya besok Selasa (hari ini) tapi ada halangan, sehingga harus diundur. Dipastikan minggu ini mereka sudah pulang. Saya yang jemput langsung," ujarnya.
Tommy sendiri yang memerintahkan langsung 22 guru SM3T tersebut untuk segera turun dari pegunungan dan kumpul di Kota Wamena.
"Saya sudah instruksikan pada mereka segera amankan diri di kota, terutama untuk para wanita. Sesegera mungkin mereka berkumpul di kota. Saya sudah laporkan ke pihak rektorat tentang penarikan mereka, dan keselamatan memang diutamakan," jelasnya.
Soal biaya perjalanan pulang para guru, sebenarnya ditanggung oleh negara. Namun karena situasi yang serba mendadak, sehingga pihaknya mengambil tindakan segera.
"Sementara itu mereka pakai uang sendiri, nanti akan diproses mungkin sekitar dua minggu, baru ada pengembalian," tutup Tommy.
Sementara itu, aksi baku tembak antara kelompok separatis bersenjata OPM dengan pasukan Brimob, kembali kembali terjadi di Kabupaten Lany Jaya, Papua, Senin pagi. Tepatnya di Kampung Jiwili dan Wiremgambur itu pecah pada pukul 06.50 waktu setempat.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun, mata seorang anggota Brimob terkena peluru rekannya sendiri.
Dari data yang berhasil dihimpun, aksi baku tembak terjadi saat rombongan anggota Brimob mengendarai Mitsubishi Strada bertolak dari Tiom, ibu kota Lany Jaya, menuju Distrik Indawa. Saat itu mereka hendak menjemput pejabat di Sekretariat Daerah Kabupaten Lany Jaya, Cristian.
Setibanya di lokasi, mereka tiba-tiba diberondong tembakan dari atas gunung. Aksi itu kemudian dibalas anggota Brimob. Baku tembak terjadi beberapa menit.
Mendapat perlawanan, kelompok OPM kemudian menghentikan aksinya dan kembali masuk hutan. Sedangkan salah satu anggota Brimob terkena selongsongan peluru rekannya di bagian mata.
Juru Bicara Kodam XVII Cenderawasih Letkol Rikas Hidayatullah membenarkan insiden itu.
"Ada gangguan dari kelompok bersenjata terhadap rombongan pasukan Brimob, sempat tejadi baku tembak, namun tidak ada korban," katanya.
Pasukan Brimob kemudian berhasil mengevakuasi pejabat itu dari Distrik Indawa menuju Distrik Tiom.