TRIBUNNEWS.COM.KEFAMENANU -- Bigadir Satu Agur Tafuli (28), anggota Samapta Kepolisian Resor Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT) bebak belur dianiaya oleh belasan oknum diduga anggota TNI dari Kompi C Yonif 744/SYB Kefam
Akibat penganiayaan itu, Agur terpaksa dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum (RSU) Kefamenanu untuk menjalani perawatan medis. Korban mengalami luka robek dan bengkak di alis mata bagian kiri dan benjolan besar di kepala bagian belakang.
Agur yang ditemui Kompas.com di IGD RSUD Kefamenanu, Selasa (12/8/2014) siang menceritakan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 13.00 Wita siang tadi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Eltari kilometer 3 jurusan Kupang. Saat itu korban dan pelaku antre
“Waktu kami antre isi bensin di SPBU, posisi motornya (oknum anggota TNI 744) itu berada di depan saya. Pada saat dia mundur, motornya kena motor saya sehingga saya sempat tegur. Teguran saya itu rupanya membuat dia tak puas dan menantang saya. Kami pun akhirnya bertengkar dan dia yang pertama kali tendang saya. Saya juga balas dengan satu kali pukulan,” beber Agur.
Perkelahian keduanya, kata Agur, tidak sampai berlanjut setelah dilerai oleh sejumlah warga yang berada tak jauh dari tempat kejadian. Agur yang tak ingin masalah itu menjadi panjang, kemudian berniat pulang ke rumahnya, tetapi selalu dihalang-halangi oleh anggota TNI yang tidak ia ketahui namanya.
Karena terdesak, Agur lantas meminta maaf dan bersedia untuk diumpat oleh anggota TNI itu karena sebelumnya korban sempat terlanjur mengumpat pelaku.
“Saya ingin masalah ini diselesaikan dengan baik, karena itu saya berulang kali minta maaf tetapi dia tetap ngotot agar masalah ini diselesaikan dengan teman-temannya yang lain. Kami berdua lantas berkelahi lagi di perempatan Rumah Tahanan Kefamenanu, dan tak berselang lama datang lah temannya yang berjumlah sekitar 10 orang lalu mengeroyok saya,” jelas Agur.
Nyawa Agur bisa diselamatkan setelah puluhan anggota Polres TTU dengan menggunakan mobil dalmas datang ke lokasi kejadian. Sebanyak 11 tentara yang mengeroyok Agur kemudian melarikan diri. Meskipun dirinya babak belur dihajar anggota TNI, namun Agur tidak ingin melaporkan kejadian itu ke pimpinan Yonif 744 maupun Detasemen Polisi Militer.
”Saat kejadian memang saya tidak memakai pakaian dinas. Begitu pun juga dengan para pelaku. Saya kenal mereka adalah anggota TNI dari Yonif 744 karena selain mereka memakai helm Yonif 744, saya juga sering bertemu muka dengan mereka. Untuk sementara saya belum mau melaporkan ke mana-mana. Biar saja lah kasusnya lepas seperti ini,” bebernya.
Terkait kejadian tersebut, Wakil Kepala Polres TTU Komisari Dede Rochmana yang ditemui di RSUD mengatakan masih berkoordinasi dengan pimpinan TNI Yonif 744/SYB.
"Kita belum bisa komentar banyak karena masih koordinasi dengan pimpinan Yonif 744,” ujarnya singkat.