Dua nama itu sudah tewas dalam penyerbuan oleh Densus 88 beberapa tahun lalu.
Ketegangan pun sempat terjadi antara Tim Pengacara Muslim dengan Mabes Polri.
Namun kasus itu pelan-pelan reda dan kemudian hilang. Nama Abu Fida pun tenggelam.
Kini sepuluh tahun kemudian, juga di bulan Agustus, nama Abu Fida kembali mencuat.
Ia kembali ditangkap Densus. Bedanya kali ini, keluarga langsung tahu di hari penangkapan.
Umar Ibrahim tidak mau bicara banyak soal hubungan anaknya dengan ISIS.
Yang pasti, kata Umar Ibrahim, ia sudah berulangkali meminta anaknya tidak berhubungan dengan kelompok yang selalu menjadi kejaran pemerintah tersebut.
Teman Abu Fida menyebut, di kalangan mujahid (sebutan untuk anggota ISIS), Abu Fida tidak terlalu mengerti struktur organisasi ISIS.
Abu Fida tertarik dengan ISIS karena janji tegaknya Khilafah Islamiyah.
“Secara keorganisasian, dia tidak begitu mengerti. Namun dia paham betul masalah syariah-nya,” ujar teman Abu Fida selama di Jama’ah Ansharut Tauhid (JAT), kemarin.
Sumber Surya(Tribunnews.com Network) ini mengatakan, JAT terpecah setelah amir (pemimpin) mereka Ustadz Abu Bakar Ba’asyir mendeklarasikan diri mendukung ISIS.
Deklarasi dukungan ini memecah anggota JAT. Abu Fida, misalnya, mendukung ISIS.
“Sedangkan saya dan banyak ikhwan lain yang menolak mendukung ISIS,” ujar mantan petinggi JAT di Jawa Timur itu.
Beberapa waktu lalu, dia sempat bertemu dan mendiskusikan kecenderungannya mendukung organisasi yang dipimpin Abu Bakr Al-Bagdadi itu.