TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Meski MMM sendiri sudah mengiming-imingi keuntungan besar, tetap saja muncul praktik modifikasi.
Ini menjadi modus bersiasat mencari untung lebih.
Surya mendapati, misalnya, jual beli akun milik seorang member.
Bukan hanya satu akun saja yang dia jual. Ada beberapa akun yang ditawarkan di berbagai forum jual beli.
Akun-akun ini memakai data identitas yang berbeda meskipun dimiliki satu orang saja.
Harga yang ditawarkan juga beragam tergantung setoran awal di rekening-rekening itu.
Rekening abal-abal ini juga dijadikan modus lain yang lebih canggih, yakni membentuk manajer asli tapi palsu alias aspal.
Manajer aspal ini beroperasi dengan membuat beberapa akun yang berafiliasi ke rekeningnya.
“Ada member yang bikin 10 akun seolah-olah akun itu afiliasinya ke dia. Nah, ketika menjalankan sistem GH (get help) dan PH (provide help), referal-nya kan masuk ke dia,” kata Andik Taufik, seorang member MMM asal Surabaya.
Referral adalah keuntungan yang didapat seorang dari member yang diajaknya masuk ke sistem MMM. Nilai bonus pun beragam, tergantung tingkatan manajer.
Manajer 10, referral 5 persen dari nilai PH kaki di bawahnya. Lalu manajer 100 dapat 3 persen, 1 persen manajer 1.000 sampai manajer 100.000 sebesar 0,25 persen.
Bagi Taufik dan jutaan member MMM lainnya, modus memperbanyak akun ini merusak sistem. Cara ini dia ibaratkan benalu dalam siklus sistem MMM.
“Mereka itu kan hanya mau cari untung saja tanpa mau berbagi. Kalau sudah dapat GH mereka tutup akun. Atau kalau waktunya PH mereka cuek sampai akhirnya kena blokir,” ujarnya.
Modus lain yang marak di daerah perkampungan di Surabaya adalah dengan cara menggalang dana masyarakat.
Ada satu orang member MMM yang memanfaatkan akunnya untuk mengumpulkan uang.
Ia menempatkan dirinya sebagai borek. Dana yang digalang, nantinya akan dikembalikan dengan iming-iming bunga tinggi. Persentase pembagian keuntungan berasal dari bonus 30 persen dari setiap PH yang dikirim.
“Ada yang menawari keuntungan berupa bunga sampai 20 persen. Banyak tetangga yang tergiur untuk ikut. Tetapi, mereka tidak tahu bahwa uang itu diputar di sistem MMM. Nah si borek kan dapat 10 persen dari uang yang digalang itu. Masyarakat yang setor tinggal tunggu satu bulan saja,” kata seorang member MMM asal Surabaya. (idl/ben/day)