News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Daging Ayam Tembus Rp 38 Ribu

Editor: Budi Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pedagang ayam potong melayani pembeli di Pasar Kosambi, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Kamis (29/5/2014). Sebulan menjelang Ramadan harga daging ayam di Kota Bandung naik dari Rp 30 ribu menjadi Rp 32 ribu per kg. Kenaikan diprediksi akan terus terjadi hingga menjelang Idul Fitri yang diperkirakan bisa menembus Rp 35 ribu per kg. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN

TRIBUNNEWS.COM.BATUJAJAR, - Harga daging ayam di sejumlah pasar tradisional di beberapa daerah terus melambung setiap harinya. Sempat hilang dari pasar di beberapa daerah, harga daging ayam kini sudah menembus angka Rp 38.000 per kilogramnya.

Para pedagang memperkirakan harga komoditi daging ayam ini masih akan terus merangkak naik pada bulan ini karena bertepatan dengan bulan Zulhijah atau Rayagung. Di bulan ini, terdapat hari raya Iduladha dan banyak warga yang menggelar hajatan.

Kenaikan harga komoditi daging ayam ini membuat masyarakat terutama kaum ibu rumah tangga menjerit. Pasalnya, akibat kenaikan ini, anggaran belanja para ibu rumah tangga pun membengkak. Terlebih, sebagian ibu rumah tangga sudah menjadikan daging ayam sebagai kebutuhan utama untuk memenuhi kebutuhan gizi anggota keluarganya.

Salah seorang warga Batujajar, Indri (40) mengatakan, harga daging ayam sudah mencapai Rp 36 ribu per kilogramnya.

"Padahal beberapa hari lalu harganya masih Rp 33 ribu per kilogramnya. Paling mahal hanya Rp 34 ribu," kata Indri, saat ditemui di Pasar Batujajar, Senin (1/9/2014).

Akibat harganya yang terus merangkak naik ini, Indri menyiasati belanja hariannya dengan mengurangi pembelian daging ayam. Bila biasanya ia membeli daging ayam hingga 2 kilogram, belakangan ini wanita berkerudung itu hanya membeli setengah kilogram atau paling banyak 1 kilogram.

Hal senada juga diungkapkan oleh Uus (38), warga Ngamprah. Menurutnya, harga daging ayam saat ini sudah tidak masuk akal. Bahkan, lanjut dia, saat ini harga daging ayam sama mahalnya dengan harga menjelang lebaran lalu.

"Sudah gila-gilaan harganya. Bahkan tadi pagi saya mau beli harganya Rp 38 ribu per kilo. Ya sudah enggak jadi belinya," kata Uus.

Ia berharap pemerintah daerah dapat turun tangan untuk kembali menstabilkan harga daging ayam di pasaran. Bila kondisi ini terus dibiarkan, kata dia, tentu akan sangat memberatkan masyarakat karena daging ayam sudah menjadi komoditi utama yang dibutuhkan warga setiap harinya.

Salah seorang pedagang daging ayam di Pasar Batujajar, Eti (52), mengatakan saat ini para pedagang di Pasar Batujajar menjual daging ayam berkisar antara Rp 34 ribu hingga Rp 36 ribu per kilogramnya. Harga ini, kata dia, sudah berlangsung pascalebaran lalu.

"Rata-rata semua pedagang jual segitu (Rp 34 ribu hingga Rp 36 ribu). Memang dari bandarnya sudah mahal," kata Eti saat ditemui di Pasar Batujajar, Senin (1/9/2014).

Kenaikan harga daging ayam yang mencapai Rp 36 ribu hingga Rp 38 ribu, diakui pedagang daging ayam lainnya di Pasar Curug Agung Padalarang, Acim (53), juga berdampak kepada para pedagang. Gara-gara harganya yang terus naik, omzet pedagang daging ayam pun menjadi turun drastis.

Begitu pula di pasar tradisional Kota Cimahi, harga daging ayam mencapai Rp 35 ribu hingga Rp 36 ribu, padahal harga daging ayam potong pada kondisi normal biasanya hanya pada kisaran Rp 25 ribu hingga Rp 36 ribu per kg.

Seperti yang dikatakan Nunung (35), pedagang daging ayam potong di Pasar Atas, Jalan Kolonel Masturi. Dia terpaksa menjual dengan harga Rp 35 ribu hingga Rp 36 ribu per kilogram sejak sepekan ini. Pasalnya pasokan ayam dari peternak berkurang akibat truk pengirimnya kesulitan BBM (bahan bakar minyak).

"Kalau kondisi normal sih saya menjual Rp 25 ribu sampai Rp 26 ribu. Tapi karena pasokan kurang dan bandar juga menjualnya kembali tinggi, mau nggak mau saya juga naikkan harganya. Sebelum ramai soal BBM sulit sih sempat turun antara Rp 30 ribu sampai Rp 32 ribu," tutur Nunung saat ditemui wartawan, Senin (1/9).

Keluhan yang hampir sama juga diungkapkan pedagang lainnya, Junaedi di Pasar Antri, Jalan Sriwijaya. Dia terpaksa menjual daging ayam potong mulai dari Rp 34 ribu hingga Rp 35 ribu per kilogram. Kondisi itu sudah terjadi dalam sepekan ini.

Dalam sepekan itu pun diakui Junaedi, omzet penjualnnya menyusut sekitar 50 persen. Pasalnya banyak pembeli yang tadinya biasa membeli dua kilogram turun jadi hanya sekilogram, begitu juga yang biasanya beli sekilogram turun jadi hanya setengah kilogram.

Di Cianjur, harga daging ayam di Kabupaten Cianjur mencapai Rp 38 ribu per kilonya. Pedagang ayam di Pasar Muka, Elan (30), mengatakan, mogok berjualan yang dilakukan semua pedagang daging ayam potong di pasar di Jalan Raya Bandung itu tak signifikan menurunkan harga daging ayam.

Sebelum melakukan mogok, harga daging ayam menembus Rp 40 ribu per kilonya. "Mau gal mau yang harus berjualan karena kami juga kan butuh makan walau terkadang juga harus nombok akibat mahalnya harga daging ayam ini. Sebab tak banyak pengecer yang mau membeli daging ayam potong dengan harga Rp 38 ribu per kilonya," kata Elan ketika ditemui Tribun di Pasar Muka, kemarin.

Akibat mahalnya harga jual daging ayam potong, penjualan Elan berkurang 50 persen. Yang tadinya dalam waktu sekitar delapan jam bisa menjual 1 kuintal daging ayam, kini ia hanya bisa menjual 50 kilogram ayam. Terpaksa ia harus berjualan hingga sore atau bahkan sampai malam.

Menurut Elan, idealnya harga daging ayam potong saat ini adalah Rp 28 ribu per kilonya. Selain permintaan yang tak begitu banyak saat ini, pasokan ayam di tingkat peternak melimpah. (zam/cis/ddh)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini