TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Briptu Meriza Dwi Amnesti tersenyum tatkala secara tiba-tiba seorang lelaki bersama rekan-rekannya meminta foto bareng dirinya. Padahal, saat itu yang bersangkutan hendak ditilang karena pelanggaran lalu lintas. Ya terjadilah, usai foto bareng, lembar tilang itu pun diberikan.
"Sebenarnya menjengkelkan. Tapi kita harus tetap sabar dan senyum. Terpenting sopan dan saat diwaktu luang saja," cerita Chacha, anggota Tim Motoris Satlantas Polresta Denpasar.
Tim Motoris merupakan tim khusus yang beranggotakan 12 Polwan yang ada di Satlantas Polresta Denpasar. Tim ini bertugas khusus untuk mengurai kemacetan di tengah kota. Mereka dibekali motor khusus untuk melaju mengurai kemacetan yang terjadi di Kota Denpasar.
"Biar bisa meredam emosi, Polwan yang lembut dan menenangkan akan lebih bisa membantu pengendara agar lebih menurut," ujar Kasat Lantas Polresta Denpasar Kompol I Nyoman Nuryana menceritakan latar belakang dibentuknya Tim Motoris Polwan ini.
Mereka bertugas khusus mengurai kemacetan yang kerap terjadi, seperti di Jalan Sesetan, Jalan Tengku Umar, wilayah Kuta dan Jalan Imam Bonjol.
Nuryana menyatakan, tim ini dibekali motor khusus yang dilengkapi dengan sejumlah peralatan yang sama dengan mobil lalu lintas. Sehingga, apabila ada laporan kemacetan, tim khusus Polwan ini dapat langsung meluncur ke lokasi tanpa ada halangan atau terhalang oleh pengendara lainnya.
“Motornya sudah dilengkapi dengan toa, sirine dan lampu khusus. Dengan adanya motor ini, diharapkan petugas bisa lebih cepat sampai di TKP. Mereka bisa masuk-masuk gang, mereka bisa membunyikan sirine kalau perlu,” kata Nuryana.
Namun, dibalik tugasnya sebagai Tim Motoris Polwan, banyak kisah yang dialami saat menjalankan tugasnya di lapangan. Selain panas terik matahari, polusi udara dan suara, masih banyak yang harus dihadapi secara psikologis. Seperti emosi tinggi para pengendara, terutama pada saat kemacetan terjadi cukup lama.
"Kalau macet, kami harus tetap tegas, berpikir bagaimana mengurai kemacetan. Bersabar karena emosi mereka (para pengendara) juga meningkat. Senyum dan ketenangan yang harus diberikan kepada mereka," kata Chacha.
Tak jarang, dia juga merasa terheran saat mengatur lalu lintas, seperti yang terjadi di wilayah Nusa Dua. Kala itu, ia harus mengatur lalu lintas, tetapi justru kehadirannya menjadi pengalih konsentrasi para pengendara. Sehingga, hampir saja sebuah mobil menyeruduk mobil lainnya. Saat si pengendara diingatkan, malah dia mengakui tak melihat jalan, karena dia melihat dirinya yang sedang mengatur lalu lintas.
"Sebenarnya lucu juga kejadian itu. Masak sopirnya bilang lagi liatin saya, eh tiba-tiba ada motor di depannya," katanya.
Tak hanya itu, siutan iseng pengendara juga kerap terdengar saat dia dan rekan-rekannya sedang mengatur lalu lintas di jalan raya. "Iya tuh, emangnya burung disiulin? Gak tahu panas dan berdebu apa, he,he,he," candanya.
Cerita yang sama juga disampaikan AKP Suwarti. Panas, debu dan suara berisik menjadi 'makanan' para Tim Motoris Polwan ini. Berangkat cantik, pulang rambut jadi gimbal, berdebu dan lusuh. Tetapi, semua itu tak menjadikan letih para polisi wanita ini.
Suwarti menceritakan kisah yang membuatnya terharu. Kala itu, ia sedang mengatur lalu lintas di kawasan Sunset Road. Saat terik matahari menyengat, tiba-tiba datang seorang lelaki berkaus oblong. Lelaki itu membawakan bungkusan yang ternyata isinya minuman segar dan makanan ringan.
"Saya terharu waktu laki-laki itu datang dan membuka bungkusan, ternyata isinya minuman dan makanan buat kita. Meski sebelumnya aku kira dia bawa bom," ujarnya. (ryo)