TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA- Begitu jalur ganda di wilayah Jawa Timur, resmi dioperasionalkan, Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementrian Perhubungan langsung mentargetkan ada tambahan 3 rangkaian kereta api (KA) barang hingga akhir tahun.
"Untuk jalur Jakarta - Surabaya ini, permintaan angkutan logistik barang dengan KA terus meningkat. Apalagi dengan double track ini, perlintasan antar KA sudah berkurang dan waktu tempuh menjadi lebih cepat," jelas Hermanto Dwiatmoko, Direktur Jenderal (Dirjen) Perkeretaapian Kementrian Perhubungan, saat meresmikan operasional jalur ganda (double track) wilayah Jatim di Stasiun Pasar Turi, Rabu (3/9/2014).
Saat ini, sudah ada 20 rangkaian KA barang yang pulang pergi (PP) Jakarta - Surabaya. Mereka mengakut barang menjadi dua jenis, kontainer dan bag.
Dengan rangkaian gerbong datar atau gerbong barang sepanjang 20 gerbong. "Sampai Agustus 2014, telah terjadi peningkatan tajam dalam angkutan barang melalui KA hingga mencapai 22.400 ton," lanjut Hermanto.
Jumlah itu naik sekitar 38 persen dibandingkan tahun 2013 lalu. Dimana angkutan KA barang mulai digiatkan lagi. Dengan peningkatan itu, pihaknya menyiapkan tiga rangkaian KA barang lagi untuk memenuhi permintaan yang terus melonjak.
Terutama terimbas dari kemacetan akibat kerusakan Jembatan Comal yang bagi angkutan darat sangat menyita waktu.
"Sedangkan dengan adanya double track ini, kami bisa mengurangi lama perjalanan antara Surabaya - Jakarta yang biasanya 18 hingga 20 jam, bisa rata-rata hanya 15 jam. Berkurang antara 3 hingga 5 jam," tambah Hermanto.
Deputi Kantor PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (DAOP) 8 Surabaya, Junaidi menambahkan bila jumlah angkutan barang yang dilayani KA sejumlah 22.400 ton itu terbagi menjadi dua.
"Angkutan dengan kontainer, sebanyak 39 t'eus dan dengan bag atau bungkus, yang berupa semen, ada sekitar 240 ton di tahun 2014 ini," jelas Junaidi.
Lebih lanjut, Junaidi menyebutkan, untuk angkutan kontainer mayoritas berisi barang general cargo (GC). Dengan lokasi bongkar muatnya dilakukan di Stasiun Waru, Kalimas, dan Stasiun Pasar Turi.
"Kami juga diminta melakukan perluasan untuk Stasiun Kalimas, rencananya kami perluasan area seaway (penumpukan) sebanyak 3 hektare. Sementara existing yang ada saat ini sekitar 2.500 meter per segi," lanjut Junaedi.
Ketika ditanya berapa anggaran untuk perluasan, Junaedi enggan menjawab. Karena anggaran itu dari PT KAI pusat. Begitu pula ketika ditanyakan ke Hermanto, berapa investasi penambahan tiga KA barang yang disiapkan pasca operasionalnya double track ini.
"Ada di PT KAI yang akan menyediakan. Kami hanya menyediakan fasilitas double track ini dengan membangungnya senilai Rp 10 triliun," lanjut Hermanto.
Sementara untuk KA penumpang, Junaidi mengungkapkan dari Daops 8 sudah disiapkan tambahan 1 rangkaian KA lagi untuk rute pantura. "Kereta penumpang yang nantinya dioperasikan Daops 8 hanya satu. Sementara yang sudah ada 20," tandas Junaedi.
Operasional double track inipun mendapat respon positif kalangan pengusaha. Salah satunya Henky Pranoto, Ketua Umum DPW Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Jatim yang mengaku nilai ekonomis yang didapat sangat besar bila logistik diangkut dengan kereta api, dibandingkan moda transportasi lain.
"Selain faktor harga, masalah waktu menjadi prioritas untuk mengirim logistik antar daerah. Kereta api bisa menjadi jawabannya," tandas Hengky.