Laporan Wartawan Tribun Jogja, M Nur Huda
TRIBUNNEWS.COM, JOGJA - Di dunia ada ribuan batu mulia, namun hanya sekitar 174 jenis batu mulia dan batu akik yang dikenal kondang namanya. Beberapa di antaranya ditemukan di Afrika, Myanmar (Burma), Thailand, Iran hingga daerah pecahan negara Rusia, serta Asia Tenggara.
Di Indonesia, terdapat sekitar 20 jenis batu mulia yang bisa ditemukan mulai dari Aceh hingga Lampung. Di Aceh, dikenal batu Indocrase atau batu yang berwarna hijau lumut. Ada pula batu Sungai Dareh yang banyak ditemukan di daerah Dharmasraya, Sumatera Barat.
Di Pulau Jawa mulai dari Banten, Garut, Purbalingga, Gombong, Kebumen, Wonogiri khususnya di daerah Kismantoro, Donorojo Pacitan hingga Trenggalek Jawa Timur, juga banyak ditemukan berbagai jenis batu mulia.
Seorang gemologist atau ahli tentang batu mulia asal Cirebon, Nugroho, mengatakan, memakai batu mulia bukan sekadar sebagai hiasan, namun juga simbol status sosial. Kualitas dan harga jenis batu akik yang dipakai, juga dipercaya menjadi ukuran.
Biasanya, pemilihan batu mulia untuk koleksi, ketika dikenakan dapat menambah rasa percaya diri. Termasuk ketika bertemu dengan kolega bisnis atau para pejabat pemerintahan.
"Yang jelas, karena batu mulia itu kan bukan cuma perhiasan, tapi juga simbol status sosial. Untuk kalangan tertentu bisa menjadi patokan status sosialnya," katanya.
Menurutnya, hal itu dapat diketahui mayoritas para kalangan menengah ke atas yang berlatar belakang pengusaha dan pejabat tinggi, lebih memilih Ruby, Blue Saphir, Zamrud, dan Mata Kucing (Cat Eyses). Harganya pun paling rendah sekitar Rp 5 juta.
Ketua Asosiasi Perajin Perhiasan dan Batu Permata Jatim, H Moh Fathoni Masruchan mengatakan, selain sebagai koleksi, para kalangan atas memburu batu mulia itu juga sebagai barang yang diinvestasikan.
Sebab, batu mulia seperti emas, semakin bertambah tahun harganya semakin mahal.
"Kelihatannya sepele, tapi nilainya tinggi sekali," katanya. (tribun jogja/m nur huda)