TRIBUNNEWS.COM, MARTAPURA - Ita Wira Buana (31) warga Dusun Villamasin Desa Mendah, Kecamatan Jayapura, Kabupaten OKU Timur berhasil meloloskan diri dari tiga perampok yang merampok mobil serta menyandera dirinya bersama suaminya Erlis Hasan Fuadi (21) dan anaknya dan Herjuda (5), Selasa (21/10/2014) sekitar pukul 07.30 WIB.
Ita dan suami serta anaknya berhasil selamat setelah Ita melompat dari mobil pikap jenis Mitsubishi warna hitam BG 9501 YA dalam keadaan berjalan dan meminta pertolongan kepada warga sekitar yang sedang berada di pasar.
Setelah berhasil menyelamatkan diri dan meminta pertolongan warga, Ita dan sejumlah warga kemudian mengejar ketiga pelaku dan kemudian satu dari tiga pelaku bernama Sabarman (45), warga Desa Bedegung, Kecamatan Semidangaji, Kabupaten OKU. Pelaku sempat menjadi bulan-bulanan warga. Sementara dua rekannya berinisial SN dan IN berhasil lolos dan masih dalam pengejaran petugas kepolisian Polsek Martapura.
Informasi dari korban Ita dan suaminya yang datang melapor ke Mapolsek Martapura menyebutkan, perampokan dan penyanderaan tersebut berawal ketika korban dan suaminya berangkat dari rumah untuk mengantarkan anaknya sekolah di SD Simpang Mencar sekitar pukul 07.30 WIB dengan menggunakan mobil pikap. Baru berjalan sekitar 1,5 kilometer dari rumahnya, di ruas jalan yang sepi dan rusak, korban dan suami serta anaknya dicegat tiga orang tak dikenal (OTD) dengan menggunakan senjata api (senpi). Ketiga pelaku langsung menodongkan senjata api di kepala korban.
"Jalannya tidak bagus. Mobil terpaksa berjalan pelan. Mereka keluar dari semak-semak dan langsung menodongkan senpi. Kami tidak bisa berbuat apa-apa dan terpaksa menyerah. Kemudian kami diikat dan dimasukkan kedalam bak mobil. Agar tidak terlihat warga dan pengendara lain, kami dimasukkan telungkup ke lantai mobil. Agar tidak mengundang kecurigaan ketiga pelaku menutup bak mobil menggunakan terpal biru," ujarnya.
Ketiga pelaku yang sudah berhasil menyandera korbannya, kemudian berbagi tugas. Satu pelaku membawa mobil, dan dua rekannya duduk di belakang untuk mengawasi korbannya agar tidak melarikan diri.
"Selama di dalam bak mobil, kami ditutup dengan terpal, tangan kami terikat. Saya dan suami berbicara pakai isyarat sambil berupaya melepaskan ikatan. Sementara anak saya berada dalam dekapan suami. Kebetulan posisi saya dan suami berhadapan muka," katanya.
Ita yang merupakan guru Paud ini kemudian berpura-pura merintih seolah susah bernapas, kemudian dia meminta kepada kedua pelaku untuk sedikit membuka terpal dengan alasan untuk celah bernafas. Ketika kedua pelaku membuka terpal, Ita kemudian memastikan lokasi mereka.
"Ketika tepat melintas di Kalangan (Pasar tumbah, red) di Desa Lingot, saya yang ikatan tangan sudah terlepas langsung melompat dari mobil dan berteriak meminta tolong. Warga yang berada di pasar kemudian langsung mendekat dan menghalangi mobil serta berusaha menangap pelaku," jelasnya.
Kedua pelaku yang berada di belakang mobil yakni SN dan IN sempat mengacungkan senjata api kearah kerumunan warga sehingga membuat warga tak berani mendekat. Kedua pelaku kemudian melarikan diri dari kerumunan massa.
"Sedangkan satu rekan mereka yang berperan sebagai sopir tidak berhasil kabur dan berhasil ditangkap massa dan sempat menjadi bulan-bulanan warga," jelasnya.
Berdasarkan pengakuan pelaku di Mapolsek Martapura, aksi penodongan itu dilakukan oleh mereka berlima yakni dirinya dan empat rekannya masing-masing SR, NN, SN dan IN.
"SR dan NN tidak ikut dalam aksi, namun dia yang menyuruh saya melakukannya dan dia juga yang mengatur skenario perampokan ini," ujarnya.
Sementara Kapolres OKU Timur AKBP Hengky Widjaya melalui Kasat Reskrim AKP Yon Edi Winara, didampingi Kapolsek Martapura AKP M Ginting membenarkan adanya perampokan dan penyanderaan tersebut. Salah satu pelaku sudah diamankan. Sedangkan empat pelaku lainnya masih dalam pengejaran petugas.