TRIBUNNEWS.COM,BANYUWANGI - Pemkab Banyuwangi terus berbenah dan mencoba menarik wisatawan dalam negeri dan wisatawan mancanegara untuk berkunjung di wilayah Jawa Timur paling ujung Timur tersebut.
Usai Tiur de Ijen, kini mennggelar 'Jazz Ijen'.
Musik tradisional suku 'Using Banyuwangi' akan mewarnai pagelaran Jazz Ijen Banyuwangi yang dihelat di kaki Gunung Ijen, Sabtu (8/11/2014) nanti malam.
Kolaborasi musik tradisional lokal diharapkan bisa memunculkan kekhasan yang menjadi pembeda antara festival jazz yang sama di Indonesia.
"Jazz yang ditampilkan lebih pada jazz fusion dengan memadukan perkusi tradisional Banyuwangi dengan irama jazz," terang Inang Noorsaid, musisi jazz pengisi Jazz Ijen Banyuwangi, kepada wartawan di Banyuwangi, Jumat (8/11/2014).
Inang yang merupakan penabuh drum mengambarkan, kolaborasi yang muncul adalah perpaduan irama perkusi Banyuwangi yang cepat akan dengan tabuhan drum ritmis khas jazz.
Perkusi tradisional Banyuwangi akan dimainkan oleh pemain perkusi jazz Jalu Gatot Pratoqna.
Nuansa lokal yang kentalĀ pada Jazz Ijen Banyuwangi semakin terlihat dengan kehadiran penyanyi lokal Banyuwangi yang lagi naik daun, Suliyana yang tampil dengan lagu-lagu bahasa Using yang menjadi andalannya.
Penyanyi Deddy Dhukun menambahkan, dalam pertunjukkan nanti, dirinya telah menyiapkan kolaborasi khusus dengan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Menyimpan detail kolaborasi yang dimaksud untuk memunculkan kejutan buat penonton, Deddy Dhukun mengatakan Bupati Anas akan mendapat waktu satu menit untuk menampilkan karya yang khusus diciptakannya untuk acara ini.
"Pokoknya, Bupati akan tampil bersama," ucapnya.
Selain Inang dan Deddy Dhukun, pertunjukan musik jazz di kawasan Paltuding, di kaki Gunung Ijen ini juga menampilkan penyanyi Fariz RM dan Imaniar.
Dua musisi gaek ini akan menampilkan lagu-lagu hits mereka dan membawa penonton bernostalgia pada musik era 80an. Faris RM misalnya akan menampilkan lagu Sakura dan Barcelona.
Faris RM yang tampil dengan gaya khasnya, rambut panjang sebahu menyatakan kebanggaannya untuk bisa tampil dalam festival jazz di Banyuwangi.
"Sebagai penyanyi era 80an, saya jelas merasa bangga untuk bisa hadir di sini untuk menyapa penggemar musik di Banyuwangi," ucapnya.
Sementara itu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memastikan, Jazz Ijen Banyuwangi bukan sekedar acara musik semata. Pasalnya, acara ini dibalut dengan aksi sosial, yakni pengumpulan dana untuk pelayanan kesehatan bagi warga di sekitar Gunung Ijen.
"Setiap penonton akan membeli tiket lima ribu rupiah yang nanti nya disetor seluruhnya ke PMI untuk kegiatan kesehatan," kata Anas. (Wahyu Nurdiyanto)