TRIBUNNEWS.COM,NGANJUK - Di usia senja Tarmidi (87) salah satu veteran perang, pelaku pertempuran 10 November di Surabaya kini tergolek sakit.
Tarmidi sempat beberapa hari hanya dirawat di rumahnya karena takut berobat ke rumah sakit.
Namun karena sakitnya semakin parah, Tarmidi kemudian dibawa keluarganya untuk dirawat di RSUD Jombang.
Tarmidi merupakan anggota veteran warga Desa Waung, Kecamatan Baron, Kabupaten Nganjuk.
"Bapak memang sudah sepuh sehingga sakit-sakitan. Saat ini bapak sakit dehidrasi sehingga kami bawa ke RSUD Jombang," ungkap Tari, salah satu putrinya kepada Surya Online(Tribunnews.com Network).
Semula Tarmidi hanya menjalani rawat jalan di RSU Kertosono.
Veteran perang itu enggan dibawa ke rumah sakit karena takut biaya pengobatannya bakal membengkak.
Masalahnya, meski sudah memiliki kartu berobat BPJS Kesehatan, namun setiap kali berobat ada saja obat yang harus ditebus dengan uang sendiri karena jenis obat tersebut tidak tercover dalam pembiayaan BPJS.
Kondisi itu yang membuat Tarmidi menolak dibawa ke rumah sakit.
Padahal sebagai veteran hanya mendapatkan tunjangan dari pemerintah sebesar Rp 1,4 juta per bulan.
Sehingga uangnya tidak mencukupi untuk membeli obat sendiri.
Tarmidi merupakan mantan prajurit yang tergabung dalam Tentara Rakyat Indonesia (TRI).
Pada 1945 dia ikut berjuang mati-matian bertempur melawan Sekutu pada pertempuran 10 November di Surabaya.
Saat berjuang Tarmidi merupakan prajurit pemberani yang tergabung dalam Batalyon 131 yang bermarkas di daerah Minggiran, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.