TRIBUNNEWS.COM, MANGUPURA - Seorang penebang pohon asal Desa Gedongan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Waliman (50) mengalami kecelakaan saat menebang pohon kepuh di Banjar Tambak Sari, Desa Kapal, Mengwi, Badung. Waliman jatuh dan tewas di tempat, Jumat (21/11/2014).
"Korban dibawa ke Rumah Sakit Sanglah dalam keadaan tewas. Dari hasil pengamatan luar sepertinya kepala korban yang menghantam tanah terlebih dahulu saat terjatuh," kata petugas kamar jenazah RSUD Kapal, Agung Oka Suryawan, kepada Tribun Bali (Tribunnews.com Network).
Agung Oka menyebutkan di tubuh korban terdapat beberapa luka terutama pada bagian kepala, seperti salah satu bola mata keluar, tulang jidat remuk, pelipis sebelah kiri luka terbuka, hidung luka terbuka hingga ke pipi kiri, tulang tengkorak belakang remuk, pergelangan tangan kanan kiri patah, tulang belakang patah, dan leher patah.
"Mayat korban telah dibawa pulang ke daerah asal menggunakan ambulans Rumah Sakit Sanglah berangkat pukul 20.00 Wita," ujar Agung Oka.
Dari penuturan Kelian Adat Banjar Tambak Sari, Made Suka Adnyana, pemangkasan pohon kepuh kembar tersebut telah dilakukan sejak Rabu (19/11/2014).
Sebelum memangkas pohon yang diperkirakan berusia ratusan tahun tersebut, pihak banjar adat telah "nunas baos" atau mohon petunjuk secara niskala agar penebangan pohon bisa dilakukan.
Namun musibah ternyata menimpa seorang pekerja. Di Bali, pohon kepuh dikenal keramat. Apalagi pohon kepuh kembar ini bersebelahan dengan Pura Kembar Kepuh.
"Namanya juga musibah kami juga tidak dapat berkata apa-apa," kata Made Suka dengan nada pelan.
Akibat kejadian tersebut, penebangan pohon yang telah mati karena tersambar petir itu dihentikan sementara.
"Kami akan nunas baos lagi, karena sudah ada korban dan besok (hari ini) pihak banjar akan menggelar ritual pecaruan untuk menyucikan tempat tersebut karena bersebelahan dengan Pura Kembar Kepuh," jelasnya.
Kelian adat yang telah menjabat dua periode tersebut menambahkan ada 11 pekerja yang menebang pohon kepuh kembar itu. Sembilan orang berada di bawah dan dua orang naik ke atas. Seorang pekerja yang naik itulah jatuh dan meninggal.
"Sebelumnya dua penebang pohon itu sempat makan siang di atas, setelahnya salah satu terjatuh," ujar Made Suka.
Saat dikonfirmasikan kepada Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung, I Nyoman Wijaya, jauh hari sebelum melakukan penebangan pohon kepuh di banjar Tambak Sari tersebut, pihak desa adat maupun lurah telah berkoordinasi dengan pihaknya. Terlebih saat pohon kepuh tersebut terbakar beberapa bulan yang lalu.
"Pohon kepuh di pura itu sempat terbakar karena tersambar oleh petir, sebelum ditebang kami sudah menerima laporan dari banjar maupun desa adat," ujarnya.
Wijaya menuturkan peristiwa naas tersebut terjadi sekitar pukul 13.00 Wita, setelahnya berita tersebut menyebar dengan cepat dan banyak warga yang datang melihat ke lokasi kejadian.
"Saat bekerja korban mengenakan peralatan standar saat menebang, mungkin terjadi human error," paparnya.